"Isi bahan utama cendol, karena namanya juga dawet cendol. Yang menjadi daya tarik ya cendolnya," jelas salah satu pemilik warung dawet cendol, Yahmini (40) kepada detikcom, Kamis (22/3/2018).
Cendol ini terbuat dari tepung beras yang dimasak seperti bubur sumsum kemudian disaring hingga keluar buliran cendol.
Selain cendol, dawet ini juga berisi tape ketan serta mutiara. Dawet ini pun makin terasa segar dengan tambahan air juruh (sirup khusus untuk bubur sumsum dan dawet, red) yang dipadukan dengan santan.
![]() |
Menurut Yahmini, warungnya paling ramai didatangi pengunjung pada hari Sabtu dan Minggu, terutama pengunjung yang menikmati wisata Candi Wonorejo yang dikenal menyimpan perlambang kelamin pria dan wanita.
Yahmini menambahkan, dawetnya akan terasa lebih enak dan segar bila ditambahkan dengan es batu, terutama bila disantap di saat cuaca dengan panas.
Dengan harga hanya Rp 2.500 per porsi, Yahmini menjamin soal rasa tidak kalah dengan dawet kelas resto yang harga jauh lebih mahal.
"Cuma Rp 2.500 per mangkok. Kadang banyak yang bungkus dibawa pulang," tuturnya.
Kendati demikian, dalam sehari Yahmini bisa mengantongi omzet sebesar Rp 1-2 juta dari dawet cendolnya. Apalagi selain dawet cendol, warung milik Yahmini juga menyuguhkan menu makanan seperti gado-gado dan rujak petis yang harganya hanya Rp 5.000/perporsi.
Mampir yuk!
![]() |
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini