Menurut sang juru kunci, Sampiro (63), candi tersebut ditemukan pada tahun 1989 dan dinamai Candi Wonorejo sesuai dengan nama desa di mana candi ini ditemukan.
"Bisa dibilang situs peningalan zaman Kerajaan Majapahit. Terlihat dari jejak batu batu kuno serta adanya seperti stupa lingga yoni," jelasnya kepada detikcom, Jumat (9/3/2018).
Sampiro menambahkan, bangunan Candi Wonorejo berukuran luas 14 x 14 meter, terdiri atas tiga undakan yang terbuat dari batu bata merah, berukuran panjang sekitar 30 cm, lebar 20 cm dan tebal 8 cm.
![]() |
Undakan pertama dan kedua berupa batu bata merah yang ditata dengan lebar sekitar 150 cm. Undakan pertama dan kedua terpisah dengan jarak sekitar 70 cm sehingga membentuk seperti pondasi setinggi sekitar 1 meter mengelilingi stupa lingga yoni.
"Jadi puncak candi berupa stupa lingga yoni, dan ada tumpukan batu bata merah, seperti 2 buah pondasi mengelilinginya (lingga yoni, red)," terang Sampiro.
Masih menurut Sampiro, puncak Candi Wonorejo berupa lingga yoni menghadap ke utara. Lingga berukuran tinggi 70 cm dan lebar 31 cm, sedangkan yoninya memiliki panjang 163 cm, lebar 120 cm dan tinggi 92 cm. Berat keduanya diperkirakan mencapai 2 ton.
"Patung lingga yoni itu melambangkan kesuburan. Perumpamaan kelamin pria dan wanita yang menyatu untuk sebuah keturunan," ungkapnya.
Arca atau patung lingga memang diumpamakan sebagai kelamin pria, sedangkan kelamin wanita direpresentasikan dengan yoni.
Menariknya, patung lingga yoni yang ada di Candi Wonorejo digambarkan milik tiga dewa, yaitu Dewa Brahma, Dewa Wisnu dan Dewa Siwa, sedangkan yoninya menggambarkan milik Dewi Durga atau Dewi Uma, istri dari Dewa Siwa.
"Arca lingga yoni tersebut pada masa Kerajaan Hindu Majapahit untuk pemujaan biasanya," terang Sampiro.
Penasaran ingin melihatnya? Candi Wonorejo berjarak 7 Km di selatan kantor Bupati Madiun di Caruban atau sekitar 25 Km dari timur Kota Madiun.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini