Seperti yang dikatakan Keponakan korban Muhammad Kholis. Selain aktif sebagai pengurus di DPC PPP Jombang, Syafii juga aktif dalam kegiatan keagamaan di masjid, di lingkungan tempat tinggalnya, serta di lingkup keluarga besarnya.
"Almarhum aktif di ketakmiran Masjid An Nahdliyin, masjid tersebut wakaf dari keluarga Pak Syafii. Dia jadi tokoh di sini, Pak Syafii mimpin tahlil rutin tiap Kamis malam di kampung. Tiap bulan ada acara kumpulan keluarga, almarhum yang memimpin baca surat yasin berjamaah," kata Kholis kepada wartawan di rumah duka, Desa Jombok, Kesamben, Jombang, Kamis (22/3/2018).
Menurut dia, korban juga aktif bergaul dengan tetangga sekitar rumahnya. Lantaran mengidap penyakit jantung akut, Syafii tak pernah keluar malam seorang diri.
![]() |
"Sejak sakit tidak pernah keluar malam, kata dia kalau kena angin endak kuat, kalau keluar minta diantar," ujarnya.
Disinggung kemungkinan Syafii mempunyai perilaku seks menyimpang, Kholis mengaku tak pernah tahu pergaulan korban di luar rumah. "Saya tak tahu pergaulan di luar, kalau sehari-hari di rumah memakai busana muslim karena sebagai tokoh di masyarakat," ungkapnya.
Hal senada dikatakan keponakan Syafii lainnya Abdul Lutfi. "Jiwa sosial almarhum sangat tinggi. Almarhum kerap membantu mencari solusi, mencari pandangan yang baik bagi warga yang kesusahan," terangnya.
Lutfi pun masih tak percaya jika korban melakukan seks menyimpang dengan seorang waria. "Demi Allah SWT tak mungkin kalau paman melakukan itu. Apalagi almarhum kena jantung, tak mungkin punya tingkah laku seperti itu," tegasnya.
![]() |
Tetangga Syafii juga mempunyai penilaian yang sama. "Pak Syafii orangnya baik, sosialnya tinggi, sering membantu di dunia pendidikan, baik dana maupun aktivitas keseharian," jelas Arif Wahyudi.
Terkait dugaan perilaku seks menyimpang yang dilakukan Syafii, Arif memilih tak mempercayainya. "Kami kaget dengan hal itu, kami tak menyangka dan tak percaya kalau beliau seperti itu," tandasnya.
Syafii ditemukan tewas dengan posisi terlentang dan telanjang di kebun tebu tanggul Sungai Brantas, Dusun Kenongo, Desa Mlirip, Jetis, Mojokerto, Jumat (16/3) sekitar pukul 09.00 WIB. Hanya celana dalam hitam yang melekat di tubuh korban.
Barang-barang berharga milik korban ditemukan masih utuh di lokasi kejadian. Berdasarkan keterangan saksi dan hasil reka ulang yang digelar Polresta Mojokerto, korban tewas saat berkencan dengan waria berinisial F alias V, Kamis (15/3) sekitar pukul 23.00 WIB. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini