Gerakan Satuan Lalu Lintas Peduli Jalan Kaki (Sapajaka) ini mengambil start di Alun-Alun Kota Mojokerto. Sedikitnya 70 regu pejalan kaki dari 5 polres di Jatim meramaikan kegiatan ini. Yakni dari Polresta Mojokerto, Polresta Sidoarjo, Polrestabes Surabaya, Polres Tanjung Perak dan Polres Mojokerto.
Ratusan peserta dari kalangan pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum ini menggunakan kostum unik. Mulai dari berpakaian adat dayak, pakaian adat Jawa hingga berdandan ala lakon pewayangan. Sementara para polwan berdiri di beberapa titik sepanjang rute, sembari menenteng poster imbauan tertib berlalu lintas.
Dirlantas Polda Jatim Kombes Pol Heri Wahono bersama Kapolresta Mojokerto AKBP Puji Hendro Wibowo dan Dandim 0815 Mojokerto Letkol Kav Hermawan Weharima melepas para peserta. Dengan tertib para peserta berjalan kaki menyusuri trotoar di sepanjang Jalan Majapahit, Jalan WR Supratman, Jalan Letkol Sumardjo, Jalan A Yani dan kembali ke Alun-alun kota.
"Melalui Sapajaka ini kami ingin mengampanyekan hak-hak pejalan kaki. Trotoar yang selama ini banyak dipakai untuk keperluan lain, supaya kembali fungsinya untuk para pejalan kaki," kata Kapolresta Mojokerto AKBP Puji Hendro Wibowo kepada wartawan di lokasi, Rabu (21/3/2018).
Para peserta, lanjut Puji, diminta untuk menggunakan kostum unik agar bisa menarik minat masyarakat Kota Onde-onde. Oleh sebab itu, pihaknya juga memberikan penghargaan kepada regu berkostum paling unik dan kompak.
![]() |
"Penghargaan tersebut sekaligus untuk memotivasi peserta agar selalu mengampanyekan hak-hak pejalan kaki," ujarnya.
Dirlantas Polda Jatim Kombes Pol Heri Wahono menjelaskan, gerakan Sapajaka ini menjadi bagian dari Operasi Keselamatan Semeru 2018 yang digelar 5-25 Maret. Menurut dia, gencarnya operasi ini dipicu masih tingginya angka kecelakaan lalu lintas di Jatim.
"Angka kecelakaan di Jatim tahun 2016 mencapai 23.100 kasus, tahun 2017 naik menjadi 24.500 kasus. Angka fatalitas korban meninggal dunia tahun 2016 sebanyak 5.700 sekian, tahun 2017 bisa ditekan menjadi 5.400 sekian," terangnya.
Keselamatan berlalu lintas sendiri, tambah Heri, menjadi tanggung jawab bersama Polri, TNI, pemerintah daerah, Forum Lalu Lintas dan masyarakat. Oleh sebab itu, Sapajaka ini sekaligus untuk mengampanyekan pentingnya tertib berlalu lintas.
![]() |
Gerakan Sapajaka kali ini juga diisi dengan Deklarasi Disiplin Berlalu Lintas dan Anti-Hoax. Deklarasi ini ditandai dengan pembubuhan tanda tangan di atas kain putih oleh Dirlantas Polda Jatim, para perwira polisi dari 5 polres, TNI dan perwakilan Pemkot Mojokerto.
Disusul pembacaan naskah deklarasi yang berisi 5 poin. Antara lain menjadikan disiplin berlalu lintas sebagai budaya dan kebutuhan, menolak penyebaran berita hoax, bersatu padu melawan berita hoax dan ujaran kebencian, memanfaatkan media sosial secara positif, serta mendukung polisi menindak tegas penyebar hoax dan ujaran kebencian. (fat/fat)