Keluarga korban Likis Ninda Mufidah mengatakan, pembukaan pagar menyusul keputusan rapat di kantor Desa Kalikatir yang dilakukan, Rabu (14/3) malam. Esok harinya, Kamis (15/3), tukang bangunan suruhan pemerintah desa membongkar sebagian pagar yang selama ini menutup jalan ke rumah keluarganya.
"Pagar dibongkar pukul 10.00 WIB, sesuai kesepakatan rapat, hanya selebar 80 cm," kata Likis saat dihubungi detikcom, Jumat (16/3/2018).
![]() |
Celah di pagar yang selama ini mengisolir 2 rumah tersebut, akan ditutup lagi dengan pagar besi yang bisa dibuka-tutup. Menutut Likis, lebar pagar besi disesuaikan dengan ukuran keranda jenazah. Kunci pagar besi akan disimpan pengurus karang taruna atau pemerintah Desa Kalikatir.
"Pagar besi ini hanya dibuka kalau keluarga kami ada yang meninggal, untuk jalan mengangkat jenazah ke makam. Kalau sehari-hari tetap tak boleh dilewati," ungkapnya.
Hingga pukul 13.00 WIB, pagar besi tersebut belum dipasang. "Karena bagian pagar yang dibongkar masih basah, sehingga belum bisa memasangnya," ujarnya.
![]() |
Solusi yang dijalankan pemerintah Desa Kalikatir, lanjut Likis, belum menuntaskan kesusahan yang selama ini dialami keluarganya. Kendaraan bermotor tetap tak bisa masuk ke area rumah. Jalan satu-satunya hanya celah selebar 60 cm antara rumah Kaslan dengan tetangganya.
Menurut dia, keputusan rapat yang digelar pemerintah Desa Kalikatir, belum mewakili suara warga desa tersebut.
![]() |
"Warga yang diundang ke balai desa hanya tertentu, tak semuanya, hanya keluarga saya dan warga di lingkungan lapangan. Tidak semua bicara, yang bicara orangnya pamong (pemerintah desa) saja, warga tak berani ngomong karena takut diintimidasi," terangnya.
Penjabat (Pj) Kepala Desa Kalikatir Kusnadi belum bisa dikonfirmasi terkait kebijakan yang dia terapkan. Berulang kali detikcom menghubungi ponselnya, hanya terdengar nada sambung. Begitu juga Camat Gondang Amat yang hadir dalam rapat.
Kedua rumah yang terisolir pagar lapangan Desa Kalikatir ini dihuni keluarga Sarmin (48)-Kasmiati (49), Kaslan (60)-almarhum Sutinah (50) mertua Sarmin, serta Kodisun (25)-Susiati (23) adik ipar Sarmin. Pagar tersebut dibangun pemerintah desa setempat April 2017. (fat/fat)