Kampanye melawan hoax tersebut dilakukan usai workshop Fotografi Melawan Hoax yang diselenggarakan Communication Photografi Club (CIPHOC) Unitomo dalam peringatan Dies Natalis ke-25 yang digelar di Galeri Dewan Kesenian Surabaya (DKS) Balai Pemuda Surabaya, Rabu (14/3/2018).
Fotografer senior Surabaya, Mamuk Ismuntoro yang menjadi narasumber workshop acara tersebut mengatakan, saat ini perkembangan dunia fotografi kian tak terbendung. Oleh sebab itu, netizen harus jeli dan selektif dalam menanggapi informasi tentang visual (foto).
![]() |
"Saat ini lebih dari 179 persen gambar yang terpampang di halaman Facebook lebih banyak mendapatkan interaksi dibandingan postingan tanpa gambar," kata Mamuk.
Dari data penelitian yang dilakukan oleh Gizmodo, lebih dari 136 ribu foto permenit juga terunggah di laman Facebook. "Sedangkan dari data The Social Skinny, tiap 60 detik ada 520 komentar dan 293 ribu komentar ter-update di Facebook," ujar Mamuk.
Baca juga: Hampir 800 Ribu Hoax Tersebar Tahun Lalu |
Berdasarkan data tersebut, Mamuk pun berkesimpulan bahwa potensi hoax ada pada unggahan foto. Di sisi lain, foto juga bisa jadi instrumen untuk melawan foto-foto dengan manipulasi.
"Kita bisa lawan manipulasi, propaganda dengan postingan foto-foto secara akurat dan berkonten positif," kata Mamuk.
![]() |
Selain itu, Mamuk menyarankan kepada para fotografer muda untuk lebih bijak dalam mengunggah foto di medsos.
"Khusus untuk anak-anak muda penggemar fotografi, mulailah ceritakan dengan foto. Apa yang menarik atau penting di sekitarmu. Beri keterangan yg cukup, agar pemirsa punya gambaran jelas dan tidak bias," pesannya.
Dalam pameran foto bertajuk Olah Rasa Lewat Lensa (OALA) yang digelar mulai tanggal 12 hingga 17 Maret 2018 tersebut dipamerkan 50 karya terbaik.
Baca juga: Elemen Masyarakat Jabar Deklarasi Anti-Hoax |
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini