Paslon urut 1 Khofifah Indar Parawansa-Emil Elistianto Dardak, contohnya, pada beberapa kesempatan berulangkali menawarkan program kerja jika mereka terpilih. Di antaranya Jatim Cerdas, Jatim Berdaya, serta Jatim Agro, yang tentunya diklaim akan dijalankan saat memimpin Jawa Timur lima tahun mendatang. Khofifah-Emil merangkumnya dalam program kerja Nawa Bhakti Satya.
Sementara itu Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno mempunyai delapan program kerja, diantaranya Rp 1 triliun untuk Madura, Seribu Desa Wisata, dan Pusat Ekonomi Baru Jalur Lintas Selatan.
"Kami melihat, subtansi dari program kerja dua paslon hampir sama. Contohnya pendidikan dan kesehatan yang sama-sama digratiskan. Hanya penyampaian judul yang membedakan dari program kerja mereka itu," ungkap Dosen Fakultas Ilmu Politik dan Ilmu Sosial Universitas Brawijaya, Wawan Sobari kepada detikcom, Senin (12/3/2018).
Tentunya, kata dia, jika melihat program kerja yang tidak memiliki perbedaan besar itu, masyarakat sebagai pemilik hak suara, akan berpikir rasional dan realistis ketika akan menentukan pilihannya.
"Jika begitu, masyarakat larinya kepada yang realistis. Ketika dia memang membutuhkan program kerja yang disampaikan salah satu calon, bisa saja memberikan hak suaranya ke calon itu," ungkap Wawan.
Dari hasil survei yang dia ketahui, yaitu Poltracking, menyebut di Jawa Timur, hanya 43,8 persen pemilih mempertimbangkan program kerja yang dimiliki kandidat.
Sementara 57 persen lainnya lebih mempertimbangkan visi misi yang dibawa saat pencalonan. "Jadi lumayan ada 30 sampai 35 persen pemilih rasional. Tentunya masyarakat punya pertimbangan lain, yakni irasional yang tak berkaca atau melihat dari program kerja atau visi dan misi calon," paparnya.
Menurut Wawan, jika dibandingkan lagi, paslon urut 2 lebih baik dalam hal mengemas judul dari program kerja yang ditawarkan. Seperti, Pak Dilan (pendidikan yang digratiskan), Mas Metal (masyarakat melek digital), Seribu Dewi (Seribu Desa Wisata), dan Satria Madura (Satu Triliun untuk Madura).
Meski demikian diakui Wawan, Khofifah-Emil juga memakai judul yang tak kalah menarik seperti Jatim Cerdas, Jatim Berdaya, Jatim Agro, PKH Plus, agar menarik simpati masyarakat.
"Jika dilihat Gus Ipul-Puti membuat judul mudah diingat masyarakat, mengemasnya sangat bagus. Tapi itu bukan jaminan nanti akan menarik simpati pemilih. Terpenting adalah para calon, berani memberikan wadah bagi masyarakat untuk menagih janji-janji itu, karena selama ini belum pernah tersampaikan," tuturnya.
"Seperti Khofifah-Emil ketika menyampaikan program Jatim Berdaya, tentunya berlaku untuk semua segmen, bukan hanya menyasar anak muda, contohnya menjamin lapangan pekerjaan, berkaca kepada pengangguran terbuka yang ada di Jawa Timur," sambung Ketua Pusat Program Magister Ilmu Sosial FISIP Universitas Brawijaya ini. (lll/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini