"Data kemarin ada revisi. Korban yang ditemukan dalam keadaan meninggal ternyata satu, bukan dua. Kemarin satu dari dua korban dikira meninggal, setelah dirawat ternyata masih hidup," ujar Kapolres Sumenep AKBP Fadillah Zulkarnain saat dihubungi detikcom, Jumat (9/3/2018).
Baca Juga: Perahu Terhantam Ombak di Sapeken, Berikut Kronologinya
Santri yang tewas atas nama Dewana Kisfatul Izzah (16), warga Desa/Kecamatan Sapeken, Sumenep. Fadillah menyebut bahwa salah satu kendala dalam penyampaian data adalah jarak yang cukup jauh dan sulitnya sinyal di kawasan Sapeken.
Fadillah mengaku sudah mendapatkan jumlah pasti penumpang perahu bernama 'Kota Baru' tersebut.
"Orang yang ada di dalam kapal total ada 34 orang," kata Fadillah.
Baca: Korban Perahu Terhantam Ombak di Sapeken Masih Simpang Siur
Mereka terdiri dari tiga ustaz, seorang istri ustaz, dua balita, 27 santri dan pemilik kapal. Para santri merupakan santri atau siswa/siswi MTs dan MA Pondok Pesantren Abu Hurairah Sapeken. Mereka berangkat dari Pulau Sapeken sekitar pukul 14.00 WIB menuju Desa Tanjung Kiaok untuk mengikuti pengajian.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 2 mil atau saat perahu berada di barat Pulau Saredeng, perahu terombang-aming terhantam ombak. Perahu miring sehingga sebagian santri tercebur ke laut.
"Evakuasi dibantu para nelayan setempat," tandas Fadillah.
Perahu yang membawa rombongan santri terhantam ombak di Perairan Sapeken. Sedikitnya 11 santri tercebur. 10 Santri ditemukan selamat, sementara satu santri lainnya meninggal. Namun beberapa santri masih dinyatakan hilang dan proses pencarian.
Rombongan itu hendak mengikuti pengajian di Desa Tanjung Kiaok. Saat itu gelombang laut sedang tinggi, tetapi rombongan ini memaksa tetap berangkat. Mereka memaksa menyewa perahu milik Sahirudin. Perahu itu berukuran sekitar 2x13 meter. (iwd/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini