Ketua Pusat Informasi dan Humas (PIH) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Suko Widodo mengatakan pihaknya sudah mendapatkan informasi di salah satu fakultas, ada 3 mahasiswa yang menggunakan cadar.
"Hari ini tiga mahasiswi yang kita deteksi. Mungkin satu atau dua hari akan kita akan panggil untuk kita bina dan kita ajak berkomunikasi," kata Suko Widodo saat dihubungi detikcom,Rabu (7/3/2018).
Unair keberatan jika dalam proses belajar mengajar, mahasiswi memakai cadar. Itu akan membuat komunikasi antara dosen dan mahasiswa tidak efektif.
"Kalau dosen menerangkan, sementara mahasiswinya bercadar, proses dialognya akan sulit," ungkapnya.
Suko menyampaikan dalam beberapa minggu ini, pihak akan merumuskan regulasi soal cadar. Kesepakatan sementara, harus ada penanganan yang membuat mereka nyaman dan tidak mengganggu lingkungan.
"Kami akan lakukan ketegasan-ketegasan. Selain itu terhadap mahasiswi yang mengenakan cadar akan dilakukan komunikasi dan pendampingan, nanti kami tanya apa maunya," katanya.
Untuk menangkal isu radikal yang masuk di kalangan kampus, Unair akan memaksimalkan kegiatan ekstrakurikuler yang memungkinkan mahasiswa berinteraksi.
"Pak Rektor sudah mengeluarkan kebijakan untuk mahasiswa untuk aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler yang memungkinkan berinteraksi. Dengan harapan pembina lebih terbuka dan tidak paksakan tapi bisa diterima," tandasnya.
(trw/trw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini