Sebab keduanya baik korban dan pelaku, sangat rentan tertekan atau merasa bersalah cukup tinggi. Bahkan pelaku juga bisa mengalami bullying dari lingkungan dan teman-temannya.
"Mereka masih anak-anak, baik korban dan pelaku. Sehingga kondisi psikis mereka bisa sangat terganggu dengan kejadian ini. Sangat perlu adanya pendampingan dari tim psikolog anak," kata anggota LPA Kediri, Ebiantoro kepada detikcom saat dihubungi, Sabtu(27/1/2018).
Menurut Ebiantoro, dengan adanya pendampingan korban dan pelaku kemungkinan terjadinya gangguan psikis anak dapat dihindari.
Baca Juga: Pelajar SD Dikeroyok dan Dipalak Temannya, Ini Kata Disdik Kota Kediri
"Baik pelaku dan korban psikis mereka bisa tertekan, bahkan untuk pelaku bisa merasa bersalah cukup tinggi hingga ketakutan. Bullying dari teman dan lingkungan juga bisa menimpa para pelaku," imbuh Ebi.
Pihaknya berharap penyelesaian kasus ini juga mengedepankan musyawarah mufakat demi kepentingan masa depan anak-anak. Meski kasusnya ditangani polisi, namun LPA tetap akan mendampingi seluruh proses pemeriksaan. Baik terhadap saksi, pelaku, guru dan orang tua korban dan pelaku.
Baca Juga: Pelajar SD di Kediri Dikeroyok Karena Menolak Dipalak
Bahkan untuk menghindari tekanan batin dan mental, tim Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Kediri melakukan pemeriksaan dilakukan di salah satu rumah warga didampingi orang tua masing-masing.
"Pemeriksaan dilakukan di rumah warga kok, agar para pelaku yang masih anak dan saksi juga merasa nyaman dan tidak tertekan saat diperiksa polisi," jelas Ebiantoro.
TA (12), pelajar SD kelas V dirawat intensif di ICU RS Bhayangkara Kota Kediri. TA diduga korban pengeroyokan temannya sendiri. Korban dikeroyok karena menolak dipalak. Namun hasil investigasi tim pencari fakta Dinas Pendidikan Kota Kediri, penganiayaan yang menimpa TA bukan dilatarbelakangi pemalakan. Namun karena permainan olahraga sepak bola.
Saat jam istirahat, Kamis (18/1) korban bersama temannya bermain bola di lapangan sekolah. Saat itu korban melakukan tendangan bunuh diri. Entah sengaja atau tidak, TA menendang bola ke arah gawangnya sendiri. Akibatnya terduga pelaku yang sekaligus teman satu kelasnya langsung melakukan penganiayaan dan pengroyokan terhadap korban. (fat/fat)