Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kota Kediri, Chevy Ning Suyudi mengaku berdasarkan penelusuran, penganiayaan yang menimpa TA bukan dilatarbelakangi pemalakan. Namun karena permainan olahraga sepak bola.
Saat jam istirahat, Kamis (18/1) lalu korban bersama temannya bermain bola di lapangan sekolah. Saat itu korban melakukan tendangan bunuh diri. Entah sengaja atau tidak, TA menendang bola ke arah gawangnya sendiri. Akibatnya terduga pelaku yang sekaligus teman satu kelasnya langsung melakukan penganiayaan dan pengroyokan terhadap korban.
"Sebenarnya bukan karena menolak dipalak oleh temannya sendiri dan dihajar. Tapi mereka sedang bermain bola, korban melakukan tendangan bunuh diri ke gawangnya sendiri, teman-temannya marah dan melakukan penganiayaan," jelas Chevy saat ditemui di halaman SD, Kelurahan Pakunden, Kota Kediri, Sabtu (27/1/2018).
![]() |
Baca Juga: Pelajar SD di Kediri Dikeroyok Karena Menolak Dipalak
Disinggung soal pernyataan polisi yang mengatakan penganiayaan itu akibat pemalakan, Chevy enggan berkomentar. "Pemalakan bukan jadi pemicu penganiayaan, namun kami perlu melakukan pendalaman terkait hal tersebut. Yang jelas ini kan menyangkut anak-anak kasusnya. Saya mohon masing-masing pihak saling menjaga emosi dan kondisi psikis mereka," tambah Chevy.
Chevy menambahkan, saat ini kasus tersebut diupayakan damai dengan mediasi antara orang tua korban dan pelaku, pihak sekolah dan sejumlah pihak sebagai saksi. Namun karena kondisi korban yang masih tergolek lemas di ICU, membuat kasusnya kembali mencuat dan pihak kepolisian turun tangan.
Namun, lanjut Chevy, pihaknya siap membantu polisi demi lancarnya proses penyelidikan. Karena pihak Polresta Kediri berencana melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi korban, pelaku, orang tua dan pihak sekolah.
TA (12), pelajar SD kelas V yang dirawat intensif di ICU RS Bhayangkara Kota Kediri merupakan korban pengeroyokan oleh temannya sendiri. Korban dikeroyok karena menolak dipalak. (fat/fat)