"Saat saya awal menerima kargo itu, deg-degan. Siapa gak takut lihat nama kargonya tumbal," sebut Sisca Prayudani petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya Wilker Bandara Abdulrachman Saleh kepada detikcom, Kamis (25/1/2018).
Sisca membayangkan hal-hal aneh di dalam kargo yang akan dikirim kepada seseorang di wilayah Palangkaraya, Kalimantan Tengah tersebut.
"Bayangan saya, isinya kepala atau apa. Namanya saja tumbal pasti aneh-aneh," bebernya menceritakan.
Tetapi, setelah bungkusan kargo dibuka rasa was-was Sisca dengan petugas lain hilang. Karena dalam kardus berisi aneka buah-buahan dan tanaman.
Kardus yang tertulis tumbal (Foto: Istimewa) |
"Isinya buah naga, langsat, jeruk, dan buah pir. Ada juga tanaman seperti mawar, anggrek, sedap malam, yang terbungkus kain mori atau dikenal dengan nama kain kafan," terangnya.
Namanya juga tumbal, paket itu juga disertai kemenyan di dalamnya. Namun setelah pemeriksaan, petugas tak menemukan adanya organisme pengganggu, sehingga kargo bisa dikirim melalui penerbangan menuju tempat tujuan.
"Setelah kami periksa, bebas dari organisme pengganggu," terang Sisca.
Pemeriksaan unik bagi petugas Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya wilker Bandara Abdulrachman Saleh itu berawal dari upaya petugas jasa pengiriman yang dipercaya pengirim, meminta sertifikat atau surat ijin pengiriman ke karantina. Pengalaman menarik ini, diposting pada laman facebook Badan Karantina Pertanian.
Menurut Sisca, kargo memang dipesan khusus seseorang untuk mengirimkan tumbal dari Malang ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Entah kebutuhannya apa, tumbal dikirim dengan beragam isi yang terbungkus kain kafan. (iwd/iwd)












































Kardus yang tertulis tumbal (Foto: Istimewa)