Adanya patung ini diharapkan bisa menjadi ikonik Bumi Reog. Pasalnya, patung yang dibangun berdasarkan identitas reog mulai dari reognya sendiri, lalu ada pula personel lainnya seperti jathilan, bujangganong dan warok.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Sapto Djatmiko mengatakan patung ini sebagai bentuk warisan dari pemerintahan Bupati Markum. Yang ingin menampilkan Ponorogo secara indah.
"Salah satunya dengan pendirian patung-patung yang berkhas Ponorogo. Tiap perempatan ada, reog juga ada bahkan di Alun-Alun Ponorogo juga ada patung macan," tuturnya saat ditemui detikcom di kantornya, Jalan Pramuka, Selasa (23/1/2018).
Menurutnya, pembangunan patung ini tidak asal-asalan. "Jadi ini pembangunan patung sekitar 10-15 tahun yang lalu, anggarannya ada partisipasi beberapa pihak yang konsen dengan perkembangan budaya kita," jelasnya.
Keberadaan patung ini juga bermanfaat untuk menampilkan identitas ponorogo di tempat-tempat strategis. Seperti di perempatan maupun pertigaan di pusat kota. "Contohnya ada patung bujangganong di perempatan pabrik es itu strategis karena masuk wilayah Ponorogo dari Madiun," ujarnya.
Selain itu, ada pula patung bujangganong lainnya di perempatan Tambakbayan, lanjut patung warok di pertigaan Ngepos dan perempatan Jeruksing serta patung macan dan singa di Alun-Alun Ponorogo. "Setidaknya ada tujuh patung yang dibangun di Ponorogo," paparnya.
Ditanya terkait keamanan keberadaan patung-patung ini di tengah jalan raya apakah membahayakan atau tidak, Sapto mengaku tidak masalah. "Tidak pernah ada laporan kecelakaan sejauh ini, masyarakat tidak masalah malah merasa bangga," imbuhnnya.
Bahkan keberadaan patung tersebut membuat sebagian masyarakat berinisiatif untuk merawat dan menjaga patung dengan pemberian cat dan anti jamur setahun sekali. "Akhirnya tahun 2017 lalu, patung-patung dicat sesuai dengan identitas aslinya dari yang sebelumnya hanya berwarna natural atau hitam," pungkasnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini