Kisah pilu itu dialami oleh Marzuki Madong, salah seorang punggawa Persewangi. Pria kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan 28 tahun lalu itu, mengaku tak punya daya memaksa atau meminta gaji sisa kontrak selama 3 bulan. Akibatnya, Marzuki harus menumpang ke rumah rekan sejawatnya saat membela Persewangi Banyuwangi.
"Ya saat ini menumpang di rumah temen. Dimana lagi kalau tidak disini," ujar Marzuki kepada wartawan, saat dikunjungi di rumah Mohammad Anom Saputro, di Desa Sukonatar Kecamatan Srono Banyuwangi, Sabtu (20/1/2018).
Dengan senyum getir, pemain belakang yang pernah memperkuat Yakuhimo FC, tidak bisa pulang ke kampung halamannya karena menunggu janji managemen PT Persewangi Banyuwangi Laskar Blambangan (PBLB) melunasi gajinya selama tiga bulan.
"Saya capek dan bingung dipingpong sama pengurus. Mau lapor ke APPI tidak boleh, tapi janjinya tidak pernah ditepati,"ujarnya.
"Total tiga bulan sisa gaji saya di Persewangi. Total sekitar Rp 9 juta yang masih nunggak di manajemen. Sampai sekarang hanya dijanjikan saja. Kami sering berkomunikasi, terakhir Desember kemarin kayaknya," tambah Marzuki.
Untuk bertahan mencukupi kebutuhannya di Kota Gandrung ini, pemain yang berposisi sebagai back tersebut terpaksa harus rela menguras keringat memikul karung berisi jagung dan mengeringkan jagung.
"Ya buruh di sini mas untuk beli makan, dan kebutuhan lain. Buruh menjemur jagung, bayarannya kalau sudah kering," ucapnya.
Beberapa kali, sebenarnya ia sempat berkomunikasi dengan keluarganya di Parepare. Tujuannya agar dirinya lekas pulang ke kampung halamannya. Tapi dengan berat hati, tawaran itu tak lantas membuatnya luluh.
"Alasannya, saya masih menunggu janji dari manajemen untuk membayar gaji saya," terang Marzuki.
Sementara itu, ungkapan yang sama juga terbesit dari Ricky Pratama. Pemain sayap kiri asal Kecamatan Srono ini menjadi sahabat dekat dari Marzuki Madong. Termasuk, saat-saat pilu menempuh jalur buruh demi menambal butuh.
"Sama saya juga belum dibayar, janjinya dulu memang kontrak. Tapi sekarang tinggal janji," ungkapnya.
Saat bersamaan, para pemain ini juga didampingi oleh punggawa Persewangi lainnya. Di antaranya, Imam Muhyidin. Imam Bandanidji, Viki Armando dan Bayu Priyono. Mereka semua menuntut kerendahan hati manajemen agar segera mengucurkan sisa honor untuk mereka. (iwd/iwd)