Gerakan gropyokan yang digagas oleh petani Lamongan ini adalah secara bersama-sama membasmi hama tikus yang menyerang lahan pertanian. Gropyokan dilakukan dalam waktu yang bersamaan.
Bahkan, untuk lebih menarik minat warga agar bisa bersama-sama membasmi tikus, warga membuat sayembara berupa penggantian 10 tikus yang berhasil ditangkap petani akan diganti dengan 1 kilogram beras.
Salah seorang petani asal Desa Dradah Blumbang, Kecamatan Kedungpring, Tasripan kepada wartawan mengatakan, serangan hama tikus ini sudah berlangsung selama 1 bulan ini. Tasripan mengaku, upaya gropyokan ini dilakukan agar hama tikus tidak semakin menyebar dan merusak tanaman.
"Sudah hampir satu bulan ini hama tikus menyerang," ungkap Tasripan kepada wartawan, Jumayt (29/12/2017).
Kepala Dinas Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Aries Setiadi menjelaskan, gropyokan hama tikus ini dilakukan dengan menggunakan metode pengasapan belerang. Batangan belerang yang sudah dibakar, terang Aris, dimasukkan ke lubang tikus untuk membunuh tikus kecil dan memaksa tikus dewasa untuk keluar sehingga mudah ditangkap.
"Setelah keluar, tikus-tikus ini akan ditangkap secara beramai-ramai oleh warga," ungkap Aris.
Gropyokan, lanjut Aris, dipusatkan di wilayah Kecamatan Kedungpring. Pasalnya, di wilayah ini serangan hama tikus sangat besar. Aris menyebut, serangan hama tikus di Lamongan masih dalam skala ringan dan terjadi di beberapa titik.
"Mudah mudahan gerakan ini bisa merubah dan meningkatkan ketahanan pangan di Wilayah Lamongan," harap Aris.
Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan, menurut Aris, juga mengadakan pengamatan secara intensif terhadap tanaman yang ada di lahan sawah dan mengadakan kegiatan pengendalian secara serentak.
"Kami juga memberikan bantuan berupa pestisida sebanyak 2.800 kilogram dari dana APBD Lamongan dan Pemprov Jatim," katanya.
Untuk diketahui, serangan hama tikus di Lamongan terjadi di lahan seluas 608,95 hektare di 19 kecamatan. Jika dirinci, dari keseluruhan 608,95 ha tanaman yang terserang hama tikus, 15 hektare terjadi di Kecamatan Lamongan, 14 hektare di Kecamatan Turi, 125 hektare di Kecamatan Kembangbahu, dan 11 ha di Kecamatan Sugio.
Kemudian, 6 hektare di Kecamatan Tikung, 14,95 hektare di Kecamatan Sarirejo, 8 hektare di Kecamatan Sukodadi, 7 hektare di Kecamatan Pucuk, 75 hektare di Kecamatan Babat, 47 hektare di Kecamatan Sekaran, dan 13 hektare di Kecamatan Modo.
Selanjutnya, 219 hektare di Kecamatan Kedungpring, 12 hektare di Kecamatan Kalitengah, 4 hektare Kecamatan Karangbinangun, 2 hektare di Kecamatan Ngimbang, 16 hektare Kecamatan Bluluk, 3 hektare di Kecamatan Maduran, 4 hektare di Kecamatan Sekaran, dan 3 hektare di Kecamatan Laren. (iwd/iwd)











































