Ngumbo bagi warga Lamongan yakni mencari ikan mabuk yang mengambang di sekitar bantaran Bengawan Solo. Ratusan warga yang tinggal di bantaran sungai mencari ikan menggunakan berbagai macam alat tangkap.
Salah seorang warga Desa Kendal, Kecamatan Laren, Muhyiddin mengatakan, fenomena ikan mabuk ini terjadi karena datangnya air yang membawa air keruh atau air banjir dari hilir. Akibatnya, air keruh yang datang tiba-tiba membuat volume air meningkat drastis. Fenomena ikan mabuk in hanya terjadi sekali dalam setahun.
"Karena air keruh dan berwarna kecoklatan, ikan-ikan yang ada di sungai pun mengambang atau mabuk karena tidak kuat dengan kondisi air yang baru datang," terang Muhyiddin kepada detikcom, Selasa (21/11/2017).
Hal senada dilakukan warga Kecamatan Maduran. Warga membawa serok, jala atau alat tangkap lainnya. Bahkan, ada yang hanya berbekal tangan kosong atau tanpa menggunakan alat apapun untuk Ngumbo. "Ikan yang kami dapatkan lumayan, ada mujair, patin, wader dan juga udang kali," kata Muhlis, warga Maduran.
Rata-rata, warga bisa membawa setidaknya 5 - 10 kg ikan setiap kali mereka Ngumbo. Ikan-ikan tersebut, selain untuk dikonsumsi sendiri, ada juga yang dijual kembali. "Biasanya untuk dikonsumsi sendiri bareng keluarga, tapi kalau ada yang berkenan dan lebih ya kita jual," kata Suntoro, warga Babat. (fat/fat)