Dari mana hubungan dekat itu bisa diketahui? Soekarno pernah menulis syair yang menggambarkan keelokkan Indonesia. Di situ, sang Proklamator menuliskan Pantai Ngliyep di bait pertama, dalam syair yang ditulis pasca Indonesia merdeka itu.
Syair itu bisa ditemukan didalam berjudul 'Bung Karno dan Pemuda.
"Di salah satu koleksi lukisan di Istana Bogor, terdapat lukisan beliau dengan background Gunung Kombang yang berlokasi di Pantai Ngliyep," kata Direktur PD Jasa Yasa Faiz Wildan berbincang dengan detikcom, Kamis (26/10/2017).
![]() |
Faiz mengaku Bung Karno sudah lama mengenal dan seringkali singgah ke Pantai Ngliyep. Dan bisa dikatakan, Ngliyep adalah satu-satunya pantai yang menginspirasi dalam menggambarkan kedigdyaaan Persatuan Indonesia.
"Ngliyep, satu-satunya pantai yang beliau sebut untuk membuka syair dan menggambarkan kedigdayaan, Persatuan indonesia. Syair itu bisa ditemui di buku Bung Karno dan Pemuda," sebut Wildan berapi-api.
Selain Balekambang, Ngliyep merupakan salah satu destinasi pantai di Kabupaten Malang yang dikelola Perusahaan Daerah (PD) Jasa Yasa.
![]() |
Berikut syair yang ditulis Presiden RI pertama itu:
AKU MELIHAT INDONESIA
Jikalau aku berdiri di pantai Ngliyep
Aku mendengar Lautan Hindia bergelora
membanting di pantai Ngliyep itu
Aku mendengar lagu, sajak Indonesia
Jikalau aku melihat
sawah-sawah yang menguning-menghijau
Aku tidak melihat lagi
batang-batang padi yang menguning menghijau
Aku melihat Indonesia
Jikalau aku melihat gunung-gunung
Gunung Merapi, Gunung Semeru, Gunung Merbabu
Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Kelebet
dan gunung-gunung yang lain
Aku melihat Indonesia
Jikalau aku mendengarkan
Lagu-lagu yang merdu dari Batak
bukan lagi lagu Batak yang kudengarkan
Aku mendengarkan Indonesia
Jikalau aku mendengarkan Pangkur Palaran
bukan lagi Pangkur Palaran yang kudengarkan
Aku mendengar Indonesia
Jikalau aku mendengarkan lagu Olesio dari Maluku
bukan lagi aku mendengarkan lagu Olesio
Aku mendengar Indonesia
Jikalau aku mendengarkan burung Perkutut
menyanyi di pohon ditiup angin yang sepoi-sepoi
bukan lagi aku mendengarkan burung Perkutut
Aku mendengarkan Indonesia
Jikalau aku menghirup udara ini
Aku tidak lagi menghirup udara
Aku menghirup Indonesia
Jikalau aku melihat wajah anak-anak
di desa-desa dengan mata yang bersinar-sinar
"Pak Merdeka; Pak Merdeka; Pak Merdeka!"
Aku bukan lagi melihat mata manusia
Aku melihat Indonesia (fat/fat)