Wilem pun curhat atas keadaannya. Selain curhat kepada Tuhan melalui doa, pria 46 tahun itu juga curhat melalui selembar kertas. Ia menulis semua deritanya di atas kertas putih tersebut.
Wilem lalu memperbanyak surat curhatnya tersebut untuk kemudian menyelipkannya di setiap eksemplar koran yang dijualnya. Apa yang dilakukan Wilem rupanya memantik warganet untuk membaginya di media sosial.
Sejak menulis curhatnya tiga minggu lalu, koran yang dijualnya semakin laris. Bahkan tak jarang ada yang membayar lebih untuk harga sebuah koran. Rupanya curhat Wilem cukup manjur. Banyak warga Surabaya yang masih peduli.
"Sudah ada yang beri bantuan. Ada yang bantu di jalan. Yang ke rumah juga ada," ujar Wilem saat ditemui detikcom di perempatan traffic light Jalan Indragiri tempatnya berjualan koran, Selasa (17/10/2017).
![]() |
Sebenarnya tak ada maksud dari Wilem untuk meminta bantuan secara langsung. Yang ada di pikiran Wilem saat menulis curhatan adalah agar korannya laku lebih banyak, agar orang-orang membeli korannya.
Dengan semakin banyak koran yang laku, otomatis uang yang bisa dibawa Wilem ke rumah lebih banyak sehingga ia bisa mencicil utang.
"Saya berpikirnya agar koran saya laku. Dan memang benar, setelah menulis itu, koran saya lebih laku," kata Wilem.
Bila ternyata ada yang memberi bantuan secara langsung, Wilem hanya bisa mensyukurinya. Bantuan yang langsung diberikan tersebut semakin meringankan bebannya.
Baca juga: Viral, Cara Penjual Koran di Surabaya Menyampaikan Curhatnya (iwd/iwd)