"Kami ingin meminta keterangan pemilik genset, dari hasil olah TKP dan keterangan saksi adalah milik provider seluler," kata Kasatreskrim Polres Malang AKP Azi Pratas Guspitu kepada detikcom, Minggu (1/10/2017).
Menurut Azi, pemeriksaan perlu dilakukan untuk mengklarifikasi kebenaran genset yang menyala adalah milik operator seluler. Karena dua dari tujuh korban adalah teknisi operator seluler itu.
"Untuk klarifikasi, terutama soal genset serta apa yang dilakukan oleh dua teknisi turut menjadi korban," terang Azi.
Dua dari tujuh dari korban keracunan asap genset adalah teknisi operator seluler, mereka menyalakan genset di dalam balai desa, karena tengah melakukan perbaikan.
Disamping itu, genset dinyalakan untuk menyuplai pasokan listrik pada BTS yang berada tak jauh dari balai desa
"Genset kami di luar, yang menyala adalah milik provider seluler, karena dua teknisi mereka bermalam untuk melakukan perbaikan. Genset dinyalakan juga untuk memberikan aliran listrik pada BTS milik provider seluler," terang Kades Ngadas Mujianto saat ditemui detikcom di kamar jenazah RSSA Malang, Jumat (29/9/2017).
Mujianto sudah berpesan agar pintu atau jendela dibuka, ketika genset terus dinyalakan. Dia khawatir, asap dari genset akan mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan.
"Sudah saya pesan, kepada teknisi itu. Agar pintu dibuka, mungkin mereka lelah dan tertidur hingga lupa membuka pintu atau jendela," terangnya.
Diakui Mujianto, lima korban lain adalah pekerja bangunan tengah mengerjakan gedung baru balai desa. Ada tujuh orang pekerja, dua diantaranya tak bermalam saat itu, karena kembali pulang ke rumah masing-masing.
"Lima adalah pekerja bangunan, yang dua teknisi seluler. Mereka bermalam di balai desa dengan genset menyala. Mungkin karena udara dingin, semua pintu dan jendela ditutup," tegasnya.
Dua orang teknisi operator seluler yang meninggal yaitu Hasrul Prio Purnomo (39), warga Desa Mojodadi, Kecamatan Kedungpring, Kabupaten Lamongan dan Muhamad Yusuf (18), warga Jalan Jaksa Agung Suprapto, Kota Malang.
Sementara lima pekerja bangunan adalah Nurokhim (35) dan Ahmad Saifudin (38), keduanya, warga Desa Wonorejo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jumadi (34), Jalan Roman, Desa Gedogwetan, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, dan Imam Safii (19), warga Desa Wonorejo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, serta terakhir adalah Irawan (35), warga Desa Wonorejo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. (bdh/bdh)