Dua teknisi operator seluler yakni, Hasrul Prio Purnomo (39) warga Desa Mojodadi, Kecamatan Kedungpring, Lamongan dan Muhamad Yusuf (18) warga Jalan Jaksa Agung Suprapto, Kota Malang.
Sementara 5 pekerja bangunan yakni Nurokhim (35) dan Ahmad Saifudin (38), keduanya warga Desa Wonorejo-Malang, Jumadi (34) warga Desa Gedogwetan, Turen, Malang dan Imam Safii (19) serta Irawan (35), warga Desa Wonorejo, Malang.
"Dari tujuh korban, lima adalah pekerja bangunan yang tengah menggarap renovasi balai desa. Mereka bermalam di lokasi. Sedangkan dua korban lain adalah teknisi sebuah operator seluler," ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang Bagyo Setiono kepada wartawan di kamar jenazah RSSA Malang, Jumat (29/9/2017).
Bagyo turut mengevakuasi para korban menyatakan, semuanya ditemukan meninggal pada posisi lelap tidur. Ada yang di atas kursi tamu yang berada di dalam ruangan.
"Posisinya seperti mereka (korban) tidur untuk bermalam. Penyebab kematian diduga kuat karena keracunan gas dari genset berdaya 5 ribu watt yang dinyalakan dengan kondisi pintu dan jendela tertutup," terang Bagyo.
Proses autopsi dilakukan untuk menemukan penyebab pasti kematian korban. Para keluarga juga banyak berdatangan menyiapkan pemulangan jenazah usai autopsi.
"Autopsi untuk memastikan penyebab kematian para korban," kata Kapolres Malang AKBP Yade Setiawan Ujung terpisah.
Sementara Supriono (55), paman salah satu korban Jumadi mengaku keponakannya sudah 2 minggu bekerja merenovasi Balai Desa Ngadas.
"Pulang satu minggu sekali, sudah dua minggu bekerja di Ngadas. Kerja bangunan merenovasi balai desa," ungkap Supriono ditemui di RSSA Malang. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini