Bisa jadi ini cara ini baru pertama dilakukan di dunia untuk mengenalkan tradisi pendidikan di ponpes. Unik!
"Event dunia tahun ini ada culture pendidikan pesantren, jadi bule-bule tahu bagaimana pondok pesantren. Nanti bulenya waktu sign in pakai sarung dan berpeci. Sarung itu adalah pakaian terhormat ketika akan berdoa dan peci yang artinya ialah mahkota," ungkap Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat koordinasi persiapan ITdBI di Aula Rempeg Jogopati Pemkab Banyuwangi, Sabtu (23/9/2017).
Baca Juga: Pembalap Tour de Ijen akan Hadapi Rute Menantang
Sebelum bertanding, kata Anas, para rider dari 20 negara itu akan dikenalkan terlebih dahulu oleh para pendamping penerjemah tentang basis pendidikan Islam yang toleran dan tumbuh berakar dari Islam nusantara.
Ada pesan khusus yang diselipkan pada dunia dari etape keempat ini. Salah satunya yaitu Islam Indonesia yang damai melalui pendidikan pondok pesantren.
"Lewat sport tourism ini kita juga mengkampanyekan pada dunia jika pondok pesantren menjadi basis pendidikan Islam yang toleran dan tumbuh berakar dari islam nusantara. Supaya mengerti jika islam di Indonesia itu damai. Islam yang inklusif salah satunya diajarkan melalui pondok pesantren," papar Anas.
Di etape keempat, rider bisa sedikit mengendorkan adrenalin karena jarak tempuhnya yang paling pendek yakni 98,1 KM dengan rute yang cenderung landai. (fat/fat)