"Dulu sebelum dia (Gufron) kerja, pernah ngomong sama saya gini, mbak..kalau saya meninggal nanti sing ikhlas nggih (yang ikhlas ya)," ujar kakak perempuan Gufron, Ari kepada wartawan di kamar jenazah RSU dr Soetomo, Senin (18/9/2017).
Awalnya warga Petemon itu tidak begitu menggubris ucapan Gufron, karena adiknya sedang mengalami gangguan mental.
"Gufron itu sempat sakit stress, makane nggak tak rungokno omongane dee (Makannya tidak saya dengarkan omongan dia)," ujar anak ke-4 dari 8 bersaudara itu.
Baca Juga: Tembok Rumah Setinggi 3 Meter Roboh, 1 Pekerja Tewas dan 1 Luka
Ari mengatakan Gufron baru bekerja sebagai tukang bangunan. Sebelumnya anak ke 7 dari 8 bersaudara itu menganggur. "Belum setahun dia jadi tukang bangunan. Masih barusan kok. Dulunya dia pengangguran," ujarnya.
Mendengar berita kepergian adiknya, Ari hanya bisa pasrah. Tak jarang matanya berkaca-kaca mengenang adiknya. "Yah, mau gimana lagi, namanya kematian itu yang urus Gusti Allah, saya cuma bisa pasrah," tandasnya berkaca-kaca.
Gufron, salah satu pekerja bangunan yang tewas tertimpa tembok sekitar 3 meter, sekitar pukul 11.30 WIB. Saat itu korban dan 7 rekannya merenovasi rumah milik Evy, salah satu petugas Pemkot, di Jalan Klampis Ngasem. Ia tewas dengan luka di kepala dan dadanya. Sedangkan temannya, Brodin patah tulang di punggung. (fat/fat)