Detikcom berkesempatan berbincang dengan para santri asal Thailand tersebut. Didampingi pengasuh Ponpes Matholiul Anwar, Simo Karanggeneng, para santri mulai berbagi pengalaman tentang culture shock saat tahun pertama di Indonesia.
Menurut mereka, bahasa menjadi kendala pertama bagi para santri. Tak sedikit dari mereka mengaku butuh waktu satu tahun untuk beradaptasi soal bahasa.
Baca Juga: Banyak Santri asal Thailand Mondok di Pondok Pesantren ini
![]() |
"Yang susah bahasanya, di sini kan banyak pakai bahasa Jawa, kita biasanya pakai bahasa melayu. Satu tahun belajar bahasa, sekarang udah bisa sedikit-sedikit," tutur Nurul Yani saat berbincang dengan detikcom, Kamis (7/9/2017).
Tak hanya kendala bahasa, Nurul Yani yang sudah hampir menyelesaikan kuliahnya di salah satu perguruan tinggi swasta Lamongan itu menambahkan, makanan menjadi kendala berikutnya. Sebab menurut mereka banyak masakan yang dinilai masih baru bagi lidah mereka.
Namun Nurul dan kawan-kawannya menyiasati kendala itu dengan belajar memasak secara mandiri. Sehingga perbedaan rasa tak begitu kentara di lidah mereka.
![]() |
Meski sempat tak cocok dengan masakan di Lamongan, ada beberapa jenis makanan yang disukai Nurul dan teman-temannya asal Thailand tersebut. Seperti, soto, sate, pecel dan rujak sebagai salah satu makanan favorit mereka.
"Kalau rujak, kami suka sekali," ujar mereka hampir berbarengan. (fat/fat)