"Ibu merasa nyeri di telinga bagian dalam. Semakin lama semakin merambat ke bagian wajah. Tapi masih jarang nyerinya, cuma sebentar saja lalu hilang. Kami konsultasikan ke dokter THT, karena kami pikir ada masalah dengan bagian THT-nya. Tapi asma dokter cuma dikasih obat pereda nyeri," terang Yus Satyo (39), suami Yanis yang sedang menunggu proses operasi sang istri, Rabu (30/8/2017).
Meski sudah mengunjungi beberapa dokter, Yus bersama istri tidak puas dengan hasil yang ada. "Kami pergi ke dokter ahli syaraf, akhirnya diketahui bahwa ada masalah pada syaraf di otak, tapi dokter tidak memberi solusi. Padahal, empat bulan terakhir ini nyerinya semakin konstan. Akhirnya saya inisiatif cari di internet dan ketemu nama dokter Sofyan. Saya dan istri bertemu dokter Sofyan baru tahu bahwa istri menderita Trigeminal Neuralgia atau perlengketan pembuluh darah dengan salah satu saraf di batang otak," terang Yus.
Salah satu ahli bedah saraf di Comprehensive Brain and Spine Center (CBSC) Surabaya, dr M Sofyanto SpBS menjelaskan gejala Trigeminal Neuralgia yakni nyeri yang luar biasa dan tidak tertahankan di satu sisi wajah.
"Selain itu nyeri di bagian gigi, gusi, pipi dan terkadang sampai mata dan dahi satu sisi.R asa nyeri yang timbul bersifat mendadak dan singkat seperti diestrum, ditusuk, disilet dan terasa panas," terangnya.
Selain itu, menurut Sofyan, penderita juga bisa merasakan nyeri bila disentuh atau melakukan aktivitas harian. Seperti makan, minum, sikat gigi, membersihkan wajah, bahkan nyeri saat dicium.
"Meski terlihat seperti nyeri biasa, namun banyak masyarakat yang tidak memahami tentang sakitnya, karena minimnya informasi yang benar dan terpercaya. Selain itu, masyarakat juga tidak tahu kemana harus berobat," jelas Sofyan.
Trigeminal Neuralgia bukanlah penyakit turunan. Menurut Sofyan penyakit ini bisa terjadi pada siapa saja. "Bisa terbawa sejak lahir, tapi bukan penyakit turunan. Perbandingannya delapan dari seratus orang bisa mengalami ini (Trigeminal Neuralgia)," jelas Sofyan.
Trigeminal Neuralgia selama ini juga dikenal sebagai salah satu 'silent killer' yang menjadi penyebab depresi akibat nyeri. "Bila tidak segera diobati dan melampaui batas ambang kemampuan, penderita bisa sampai nyaris bunuh diri," pungkas Sofyan. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini