"Jumlahnya mencapai 600 lebih pusaka, mulai keris, pedang, tombak maupun kujang ada disini. Namun karena tempatnya terbatas, pameran kami lakukan secara bergiliran setiap hari," kata salah seorang panitia, Mohammad Taslin, Rabu (23/8/2017).
Menurutnya, aneka pusaka yang dipamerkan merupakan peninggalan dari berbagai masa, mulai dari zaman kerajaan Budha hingga pusaka yang dibuat pada masa setelah kemerdekaan Republik Indonesia.
"Benda-benda ini milik dari para kolektor pusaka dari berbagai kota di Jawa Timur maupun Jawa Tengah. Ini salah satu bentuk upaya kami untuk melestarikan mahakarya adiluhung bangsa yang telah diakui oleh Unesco," katanya.
![]() |
Dikatakan, pengenalan tersebut penting dilakukan agar generasi penerus bangsa mengetahui dan mau melestarikan warisan leluhur yang memiliki nilai seni maupun sejarah yang tinggi.
"Perawatan keris-keris seperti ini sebetulnya mudah, asalkan rutin dibersihkan maka akan awet dan tetap terjaga. Jadi tidak harus menunggu bulan Suro (penanggalan jawa) untuk membersihkannya," imbuhnya.
Salah seorang kolektor, Juadi mengaku memiliki sekitar 500 koleksi keris dan pusaka lainnya. Ia mengaku memiliki kecintaan terhadap benda-benda pusaka sejak tahun 1980.
![]() |
Sementara itu salah satu siswa SMK Negeri I Trenggalek yang mengunjungi pameran pusaka, Eric mengaku banyak pengalaman dan pengetahun dari kegiatan tersebut. Termasuk mengetahu berbagai jenis pusaka yang ada pada masa sebelum kemerdekaan.
"Saya ingin tahu tentang seluk-beluk keris dan peninggalan-peninggalan zaman dahulu. Lumayan, banyak ilmu yang didapatkan di sini," katanya.
Selain untuk pameran, kegiatan yang digelar di komplek Pendapa Trenggalek juga menyediakan lapak untuk jual beli pusaka bagi para kolektor maupun pengagum benda-benda bersejarah (bdh/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini