Selain Tak Punya Kelamin dan Anus, Hidup Dwi Josi juga Pas-pasan

Selain Tak Punya Kelamin dan Anus, Hidup Dwi Josi juga Pas-pasan

Ardian Fanani - detikNews
Jumat, 04 Agu 2017 08:50 WIB
Hidup bocah tanpa alat kelamin pas-pasan/Foto: Ardian Fanani
Banyuwangi - Dwi Josi (14), siswi kelas VI SDN VI Genteng Kulon, Kecamatan Genteng tidak hanya memiliki kelainan yang diidap sejak lahir. Bocah yang tak memiliki kelamin, anus dan tulang penahan tubuh ini, juga lahir dari keluarga pas-pasan.

Sehari-hari, sang ibu, Sumarni (41) hanyalah penjual kopi di Jalan Wahid Hasyim, Kecamatan Genteng. Sumarni juga menjual Nasi Tempong dan Ketan untuk menambah pendapatannya.

"Dari sini kami bisa menghidupi keluarga dan Josi. Alhamdulillah cukup. Tapi untuk biaya operasi kami tidak punya," ujar Sumarni saat didatangi detikcom di warungnya, Kamis (3/8/2017) malam.

Sejak sore sekitar pukul 05.00 Wib, Sumarni membuka warungnya di pinggir trotoar. Sebelumnya, dia harus menarik gerobaknya dengan motor.
Dwi Josi tak punya anus dan alat kelamin/Dwi Josi tak punya anus dan alat kelamin/ Foto: Ardian Fanani

"Sehari dapat Rp 75 ribu. Ya mulai sore sampai subuh. Kalau saya jualan, Josi sama neneknya. Biasanya kalau malam minggu saja ikut kesini," tambahnya.

Terkait rencana operasi Dwi Josi, Sumarni mengaku memiliki tabungan. Namun tak mungkin bisa memenuhi seluruh biaya operasi anak keduanya ini. Dirinya berharap pemerintah Kabupaten Banyuwangi mau membantu pengobatan kelainan anaknya yang membutuhkan dana hingga ratusan juta rupiah.

Kelainan yang dialami Dwi Josi, siswi kelas VI SDN VI Genteng Kulon, yakni tidak memiliki kelamin dan anus sejak lahir. Kasus ini sangat jarang ditemui di dunia medis. Untuk penanganannya harus ditangani tim terpadu. Dwi Josi bisa dioperasi setelah memiliki bobot ideal 20 kg, sementara saat ini berat badannya masih 16 kg.

Sementara Dinas Kesehatan Banyuwangi terus melakukan pengawasan dan pendampingan terhadap Dwi Josi. Pendampingan berupa pemberian nutrisi dan gizi serta pencegahan dari infeksi. (fat/fat)
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.