Mahasiswa kreatif tersebut adalah Fitriya, Rusydina Firdausi, Iswatun Hasanah dan Desa Espriliya dari Fakultas Sains dan Teknologi, serta Alim Prasaja dari Fakultas Vokasi UNnair. Mereka kemudian menuangkan inovasi ini dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta (PKM-KC), dan berhasil lolos untuk memperoleh dana pengembangan dari program PKM Kemenristekdikti tahun 2016-2017.
Dijelaskan oleh Fitriya, selaku ketua tim PKM-KC, alat ini mengimplementasikan Near Infrared Dorsal Hand Vein Image sebagai sebuah karakteristik biometrik. Sedangkan biometrik merupakan suatu metode identifikasi yang didasarkan pada karakteristik fisiologis tubuh manusia, misalnya sidik jari, iris mata, retina, suara, tanda tangan serta pola vena. Dan Setiap orang memiliki karakteristik biometrik yang unik dan berbeda.
"Kami memilih untuk menggunakan pola vena karena ini merupakan karakteristik internal tubuh, tidak akan ada kontak langsung dengan alat ini sehingga dapat dipastikan higienis," ujar Fitriya dalam siaran pers yang diterima detikcom melalui Humas Unair, Kamis (27/7/2017).
Ide tim untuk membuat alat ini antara lain muncul dari kekhawatiran bahwa semakin berkurangnya tingkat keamanan di lingkungan sekitar. Menurut hasil survei yang dilakukan Information Security Breaches Survey (ISBS) pada tahun 2010, menunjukkan peningkatan ancaman terhadap keamanan data/informasi organisasi.
Peningkatan ancaman itu terjadi pada periode 1998-2004 dari 18 % menjadi 68 %, kemudian tahun 2010 menjadi 74 % untuk organisasi kecil dan 90 % untuk organisasi besar (Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Kementrian Keuangan, 2014).
"Cara menggunakan Vein Secure ini sangat mudah, cukup dengan menempatkan tangan di bawah sinar led, maka keterangan valid itu akan muncul di layar LCD bagian atas ketika orang yang dimaksud adalah benar," tutur Fitriya.
Selain itu, tambahnya, Vein Secureini juga dirancang dengan slot baterai, sehingga alat ini menjadi portable. Artinya dapat digunakan kapan pun dan dimana pun.
"Masih banyak perubahan dan perbaikan yang dapat dilakukan, harapan kami agar suatu saat nanti alat ini dapat dijadikan sebagai Second Opinion untuk diimplementasikan pada sistem keamanan di berbagai bidang, baik untuk perbankan, pemerintahan, dan lain sebagainya," tandas mahasiswa S-1 Teknobiomedik FST Unair ini. (iwd/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini