"Sudah boleh pulang Sabtu kemarin. Jadi sekarang ini rawat jalan. Tapi besok dia harus kembali untuk diperiksa kondisi jahitan di perutnya," kata humas RSD dr Soebandi Jember, Justina Evi Tyaswati, Senin (24/7/2017).
Evi menegaskan, kondisi terakhir Hendro secara fisik memang sudah membaik. Perkembangannya akan dipantau ketika Hendro melakukan pemeriksaan. "Kondisinya sudah baik, tidak ada masalah. Selanjutnya kita pantau saat dia kontrol, termasuk luka operasinya," kata Evi.
Mengenai biaya pengobatan, menurut Evi sudah ditanggung oleh BPJS. "Dia kan ikut BPJS, jadi semua biaya operasi dan perawatan lainnya sudah ditanggung melalui BPJS itu," kata Evi.
Hal ini dibenarkan oleh ibunda Hendro ketika diwawancarai detikcom beberapa waktu lalu. Dia bersyukur semua biaya sudah ditanggung oleh BPJS. Jika tidak, maka keluarga tak memiliki biaya untuk pengobatan Hendro. Terutama biaya operasi.
"Biaya operasinya saja sudah berapa, ya minimal Rp 15 juta kan. Kalau nggak pakai BPJS kita ya gak mampu," kata perempuan yang mengaku sehari – hari bekerja sebagai pengurus rumah tangga itu.
Diberitakan sebelumnya, Hendro harus menjalani perawatan dan operasi di RSD dr Soebandi Jember karena di dalam perutnya terdapat sejumlah benda tajam dan benda asing. Dokter berhasil mengeluarkan benda – benda itu dari perut Hendro. Total benda yang berhasil diangkat sebanyak 52 buah. Di antaranya, korek gas, paku payung, cutter, plastik dan uang koin.
Hendro mengaku menelan benda itu untuk menghilangkan rasa sakit di perut. "Lebaran lalu perut saya sering sakit. Karena ingin sembuh, akhirnya saya makan (benda) itu," aku Hendro.
Kuat dugaan apa yang dilakukan Hendro tak lepas dari penyakit Skizofrenia yang diidapnya. Skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang menyebabkan pengidapnya melakukan hal – hal di luar nalar. Hendro sendiri sempat dirawat di RSJ Lawang Malang akibat penyakit Skizofrenia tersebut. (bdh/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini