Saat detikcom berkunjung ke rumah Aisha bersama anggota Satreskrim Polresta Blitar, di Desa Bendowulung Sanankulon, kunjungan diterima terbuka oleh keluarga yang selama ini sangat tertutup ke media. Tampak kakek dan Ayah Aisha, Khomad Muhjaidin (33) sudah bisa tersenyum menyambut kami. Setelah berbincang agak lama, ibu Aisha keluar sambil menggendong balita berusia 21 bulan itu.
"Kami memang tidak lapor polisi, kami menyadari kalau itu akibat kelalaian kami sendiri saat menjaga anak," jelas ayah Aisha, Khomad Muhjaidin saat ditemui detikcom di rumahnya, Rabu (12/7/2017).
Menurut Khomad, keluarga sudah ikhlas menerima kejadian yang mengakibatkan jempol putrinya putus itu, sebagai musibah.
"Namanya musibah siapa bisa menghindar. Makanya kami tidak menyalahkan pihak manapun, tidak lapor polisi juga," akunya.
Namun keluarga Khomad mengaku senang, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Blitar sebagai pengelola Taman Rakyat Kebon Rojo membangun pagar pembatas antara kandang Siamang dengan pengunjung.
"Saya seneng sekarang sudah ada pagarnya. Semoga kejadian seperti ini tidak terulang pada anak-anak lainnya ," kata Khomad.
Aisha yang masih berusia 21 bulan, tiba-tiba diserang Siamang saat berada dekat dengan kandang hewan buas itu pada Sabtu (1/7). Hewan yang habitat aslinya banyak di daratan Sumatra, Malaysia dan Thailand itu secara mendadak mengeluarkan tanggannya, lalu mencengkeram telapak tangan kanan Aisha.
Karena kaget, ayah Aisha yang menggandeng putrinya sontak menarik badan Aisha yang berakibat badannya itu ditarik dari dua sisi. Namun karena tarikan Siamang lebih kuat, jempol Aisha putus.
Aisha yang waktu itu langsung dievakuasi ke RS Budi Rahayu Kota Blitar, harus dirujuk ke RSSA Malang. Namun sayang, tim dokter menyerah dan menyatakan tidak mampu melakukan operasi penyambungan kembali. (fat/fat)