Kepala DLH Kota Blitar, Pande Ketut Suryadi menyatakan insiden penyerangan Siamang karena kesalahan orang tua korban.
"Salah orang tuanya itu. Sudah ada tulisan hewas buas dilarang mendekat, ngajak anak kecil lagi. Gak mungkin terjadi penyerangan kalau anal kecilnya tidak mendekat atau masuk kolong bawah kandang itu," kata Pande saat dihubungi, Minggu (2/7/2017).
Baca Juga: Orang Tua Balita Diserang Siamang Sesalkan Pengamanan Kandang
Pande yang masih berada di Surabaya mengaku sudah mendapat laporan dari stafnya di Taman Rakyat Kebon Rojo. Namun dia belum mengetahui secara detail kejadian sebenarnya.
"Makanya hati-hati, wong sudah ada tulisan itu. Saya pasangnya sampai tiga lho, kok masih ada kejadian itu. Tidak mungkin Siamang menyerang kalau tidak mendekat. Apa anaknya dilepaskan sama orang tuanya, jangan salahkan pengelolanya saja karena kandang itu sudah saya buat jeruji berlapis lho," terangnya.
Pande menjelaskan siamang tersebut merupakan titipan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA ) Kediri. Sudah sekitar tiga tahun hewan langka yang dilindungi itu dipelihara di Taman Rakyat Kebonrojo Kota Blitar.
Selain Siamang, ada beberapa hewan langka lain yang dilindungi juga dipelihara di areal Kebon Rojo sebagai sarana wisata dan edukasi bagi warga Blitar dan sekitarnya. Namun penanganan kandang kera memang diprioritaskan karena tergolong hewan buas.
![]() |
"Dulu sering ada laporan rambut pengunjung dijambak, lalu saya buat ram-raman besi berlapis supaya tangannya kera tidak bisa keluar, lha ini kok masih lewat bawah lagi," ungkapnya.
Lebih lanjut Pande mengimbau pengunjung lebih waspada dan hati-hati saat berkunjung ke kandang hewan. "Petugas sana itu sering teriak melarang pengunjung mendekat, tapi ya ada saja yang nekat. Apalagi orang yang dari desa tambah susah diomongi. Katanya mau lihat wajahnya kera soalnya jerujinya terlalu rapat gak kelihatan dari jauh," keluh Pande.
Meski Pande menyebut siamang yang menyerang Aisyah sudah tergolong jinak, namun pihaknya berjanji akan mengevaluasi keamanan kandang pada Senin (3/7) mendatang.
"Mungkin pengunjung lain tidak mengetahui kejadian sebelumnya. Mereka juga tidak paham fungsi tali rafia itu. Jadi kami secepatnya pasang police line agar masyarakat ngerti kalau itu batas zona larangan untuk dimasuki," terangnya.
Pasangan Khomad Mujaidin (33) Eka Agustinawati (28) warga Sanankulon mengunjungi Taman Rakyat Kebon Rojo Kota Blitar. Mereka sekeluarga berkunjung menikmati libur lebaran. Namun naas, anaknya Aisyah (1,5) dicengekram siamang hingga jempol tangannya putus, Sabtu (1/7). Kini korban dirujuk ke RSSA Malang untuk menyambung jempolnya yang putus. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini