"Saat ini progres pembebasan baru 25 persen," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Erna Purnawati kepada detikcom, Senin (29/5/2017).
Erna mencontohkan proyek JLLB, pihaknya membutuhkan 450 persil yang harus dibebaskan. "Saat ini sudah baru 52 persil dari 450 persil yang dibebaskan," ujanya.
Tahun ini, ditargetkan 200 persil untuk JLLB akan terbayar. Optimisme ini disebabkan adanya bantuan dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) I Surabaya yang aktif melakukan pengukuran.
"Dari Kepala BPN diperkirakan ada 200 persil yang bisa dibebaskan dan terbayar," imbuh Erna.
Kata Erna, proyek JLLB relatif ringan. Disebabkan 80 persen lahan milik pengembang perumahan dan sudah dikerjakan.
"JLLB panjang 16 km (yang dikerjakan Pemkot), relatif lebih mudah karena separuh lebih milik pengembang. Ditambah 1,2 Km diambil pelindo untuk akses Teluk Lamong," pungkas Erna.
Pembangunan JLLB memiliki panjang 26,1 Km dengan lebar 55 meter untuk mengurangi kemacetan di daerah utara-selatan Kota Surabaya. Mulai dari Romokalisari, Pakal, Sememi dan Lakarsantri. JLLB akan menghubungkan selatan Kota Surabaya hingga menuju Pelabuhan Teluk Lamong di perbatasan Surabaya-Gresik, melalui kawasan Kenjeran-Bulak-Mulyorejo-Sukolilo-Rungkut-Gunung Anyar. (ze/fat)