Hemat Anggaran, Pasar Induk Osowilangun Kelola Sampah Mandiri

Hemat Anggaran, Pasar Induk Osowilangun Kelola Sampah Mandiri

Zaenal Effendi - detikNews
Selasa, 25 Apr 2017 16:37 WIB
Foto: Zaenal Effendi
Surabaya - Sampah pasar menjadi salah satu masalah bagi sebuah perkotaan. Namun bagi Pasar Induk Osowilangun Surabaya (PIOS), masalah sampah bisa dilakukan secara mandiri.

Sampah organik yang dihasilkan PIOS per hari berupa sayur dan buah buahan yang dijual pedagang mulai blok A hingga H sebanyak 6 ton.

PIOS bekerjasama dengan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Kota Surabaya pada 2014 lalu dipercaya oleh Pemkot Surabaya sebagai pasar induk swasta yang mampu mengelola sampah secara mandiri.

"Pada tahun 2014 kita bekerjasama dengan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya untuk pengolahan sampah organik dengan diberi bantuan mesin pencacah sampah," kata General Manager Pasar Induk Osowilangun (PIOS) Rahayu Trisilia saat ditemui di kantornya, Selasa (25/4/2017).

Trissila mengaku saat ini sampah organik yang dihasil oleh PIOS sebanyak 6 ton/hari yang dihasilkan dari jualan puluhan pedagang yang menghuni 8 blok.

Hemat Anggaran, Pasar Induk Osowilangun Kelola Sampah MandiriFoto: Zaenal Effendi
"Dengan adanya bantuan mesin pencacah sampah dari Pemkot Surabaya, kami mampu mengolah 2 ton sampah organik secara mandiri mulai pemisahan endapan dan air lindinya," ungkap dia.

Untuk proses pencacahan sampah organik satu ton sampah pihaknya hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit mulai mencacah sampah, pemilahan endapan hingga air lindih masuk dalam tabung air yang sudah disiapkan.

"Setelah terpilah antara endapan dan air lindih, petugas dari DKP Kota Surabaya mengambilnya untuk dijadikan salah satu bahan pupuk organik," imbuhnya.

Dengan mengolah sampah secara mandiri, pihaknya bisa menghemat biaya sampah. "Kita bisa melakukan penghematan dalam pembiayan pengolaham sampah, jika perhari kita buang 4 ton, dengan asumsi perkubiknya Rp 6 ribu, maka kita perbulannya melakukan penghematan sekitar Rp 1,2 juta dari biasanya kami keluarkan Rp 3,6 juta/bulan untuk sampah," ujarnya.

Selain melakujan pengolahan sampah secara mandiri, PIOS juga melakukan sosialisai kepada para pedagang secara berkala untuk tertib soal kebersihan.

"Per blok kita ada tim yang terus memberikan sosialisasi kepada pedagang agar membuang sampah pada tempat yang kita sediakan, agar mempermudah petugas untuk pengambilan sampah," pungkas dia.

Sutono, satu pedagang mengaku selama ia berjualan buah di pasar buah diberbagai kota seperti Jakarta, Semarang dan Malang, hanya ada di PIOS yang mengutamakan kebersihan.

"Sudah 20 tahun saya berjualan buah hanya disini pengelola bisa menata dengan baik soal kebersihan, khususnya smpah yang selalu menjadi masalah pasar dimanapun, disini juga tidak ada bau tak sedap," ujarnya. (ze/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.