Risma yang rencananya membacakan LPJ setebal 42 halaman harus berhenti di halaman ke 10, setelah di tengah pembacaannya mendapat interupsi dari anggota rapat paripurna Herlina Harsono Njoto.
"Interupsi pimpinan sidang. Melihat suara Bu Wali Kota dan terlihat sakit, saya usul agar pembacaan disudahi karena kita semua juga sudah menerima apa yang dibacakan beliau," kata Herlina pada Ratih Retnowati pimpinan Rapat Paripurna DPRD Surabaya, selasa (25/4/2017).
Mendapat usulan tersebut, Ratih langsung menawarkan pada 36 anggota DPRD yang hadir dari total 50 anggota DPRD Surabaya. "Setuju," teriak angota dewan menanggapi usulan pimpinan rapat.
Paripurna DPRD Surabaya selain membahas LPJ anggaran 2016 juga membahas raperda tentang bantuan hukum bagi warga, raperda tentang makanan siap saji serta penghapusan dua perda tentang pendirian menara telekomunikasi dan HO.
Sementara Wali Kota Risma mengungkapkan LPJ anggaran 2016 Kota Surabaya berusaha dikaitkan dengan pembangunan kota dengan meningkatkan indeks pembangunan manusia.
"Indeks pembangunan manusia di Surabaya sudah tertinggi di Pulau Jawa. Di Indonesia kita hanya kalah dengan Denpasar, itu yang ingin kita kejar. Saya ingin kaitkan dengan pola pembangunan yang terjadi
"Contoh, pendidikan berhasil, lulusan bagus tapi bagaiman dengan penerapan tenaga kerja. Saya kaitkan disitu tadi," ujar Risma pada wartawan usai meninggalkan ruang paripurna.
Risma mengungkapkan, rendahnya angka pengangguran di Surabaya disebabkan Pemkot Surabaya bersama DPRD Surabaya bersama-sama membangun kota.
"Sebetulnya semua ini, Pemkot bersama DPRD Surabaya memberikan yang terbaik untuk warga karena jika hanya Pemkot sendiri tidak bisa seperti ini," pungkas Risma. (ze/bdh)











































