Bentrok Antar Petani Penggarap Terjadi di Lahan Milik TNI AU

Bentrok Antar Petani Penggarap Terjadi di Lahan Milik TNI AU

Erliana Riady - detikNews
Selasa, 18 Apr 2017 13:28 WIB
Foto: Erliana Riady
Blitar - Bentrok antar petani penggarap lama dan baru di lahan TNI AU di Blitar tak dapat dihindarkan. Warga berusaha menghadang dua buldozer yang hendak meratakan lahan garapan kelompok petani penggarap lama seluas 8,2 hektare di Desa Pojok RT 4 RW 6 Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Selasa (18/4/2017).

Tampak seorang bapak menggendong putri balitanya berteriak-teriak menyuruh sopir buldozer menghentikan kendaraannya.

"Iki aku karo anakku wedok hayo plindesen, podo manungsone lemah sak cuil ae podo ra wedi duso (Ini aku dan anak perempuanku, silahkan dilindas, sama manusianya karena tanah secuil saja kok tidak takut dosa)," teriaknya.

Lalu dua petani naik di atas buldozer yang memaksa sopir menghentikan jalannya buldozer. Koordinator petani penggarap lama, Maryono lalu berteriak-teriak, "Kita ini saudara, jangan karena tanah secuil kita mau diadu domba sama tentara," teriaknya lantang.

Pantauan detikcom, di sisi utara, lahan garapan penggarap lama sudah rusak tak tersisa. Pengakuan Marjuni (60) tanaman nanasnya yang berumur 18 bulan tercabut habis tak tersisa.

"Mau panen dua bulan lagi, saya gak tahu mesti gimana. Ini saya rugi Rp 50 juta padahal buat persiapan puasa sama lebaran," katanya pada detikcom tanpa daya.

Pekan lalu, TNI AU yang memegang Sertifikat Hak Pakai (SHP) no 2 dan 4 tahun 2005, telah menerima pembayaran sewa sebanyak 66 penggarap baru. Mereka membayar sewa Rp 600 ribu untuk tanah garapan seluas 200 meter persegi.

Sementara 64 penggarap lama tidak meneruskan pembayaran sewa karena masih terjadi proses mediasi antara Lanud Abd Saleh Malang dengan penggarap lama, karena status SHP masih dipertanyakan.

Penggarap lama, Ansori (52) menyatakan, sebenarnya penggarap lama mau kembali membayar sewa asal semua permasalahan jelas.

"Penggarap baru mau sewa lebih mahal, kalau kami bukan tidak mau bayar. Mediasi dengan Pemkab Blitar dan Lanud Abd Saleh disepakati kita mau bayar asal semuanya jelas dulu. Termasuk dikemanakan uang sewa dari kami ini? Kalau masuk kas negara kok kami tidak menerima laporannya," katanya.

Sesaat, suasana desa itu sunyi. Sampai datang pria berperawakan besar yang menyuruh sopir kembali menjalankan buldozer. Pria berpakain setelan safari hitam itu adalah Komandan Regu Detasemen Lanud Abd Saleh Malang di Ponggok, Peltu Bagus Kuncoro.

Warga-pun satu persatu minggir, hingga dua buldozer kembali berjalan meratakan lahan jagung, nanas dan ketela pohon.

"Ini bukan masalah penggarap baru dan lama. Ini adalah upaya penguasaan fisik oleh TNI AU karena penggarap lama tidak mau mengikuti aturan dari TNI AU," jelasnya. (bdh/bdh)
Berita Terkait