Aktivis dan Karang Taruna Desak Pemerintah Cegah Alih Fungsi Lahan

Aktivis dan Karang Taruna Desak Pemerintah Cegah Alih Fungsi Lahan

Muhajir Arifin - detikNews
Senin, 13 Feb 2017 10:00 WIB
Aktivis dan Karang Taruna Desak Pemerintah Cegah Alih Fungsi Lahan
Foto: Muhajir Arifin
Jakarta - Aktivis lingkungan dan Karang Taruna Kabupaten Pasuruan mendesak pemerintah serius mencegah alih fungsi lahan hutan untuk mencegah bencana banjir dan longsor. Pemerintah juga diminta lebih fokus pada upaya mitigasi bencana.

"Sangat naif kalau pemerintah bicara kesejahteraan sosial sementara tak serius melindungi hutan. Illegal logging terus berlangsung di sejumlah lokasi," kata Sugiarto, aktivis lingkungan dari Yayasan Sanggar Indonesia Hijau, di sanggarnya Desa Cowek, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Senin (13/2/2017).

Jika alih fungsi lahan terus dibiarkan maka bencana akan terus mengancam. Bencana alam, kata dia, bisa merusak semua sendi kehidupan, baik infrastruktur yang susah payah dibangun.

"Bencana alam juga bisa menyebabkan bencana sosial, masalah kesehatan dan lainnya," katanya, sembari memberikan pelatihan terkait cara penanaman pohon yang baik di sanggarnya.

Peraih Kalpataru yang mendedikasikan seluruh hidupnya dalam pendidikan lingkungan, pembibitan dan konservasi ini menegaskan, hutan di Kabupaten Pasuruan masuk dalam kewenangan beberapa lembaga di antaranya Taman Hutan Raya (Tahura), Taman Nasiona Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan Perhutani.

"Sayangnya soal konservasi, yang terjadi ego sektoral di lembaga-lembaga ini. Di Kabupaten Pasuruan sendiri, punya belasan komunitas peduli lingkungan, namun semua berjalan sendiri. Belum ada upaya pemkab untuk menyatukannya sehingga menjadi gerakan bersama yang masif," tandasnya.

Selain alih fungsi lahan yang masih terjadi, pemerintah harus juga diminta tegas mengarahkan perusahaan agar memenuhi tanggungjawab lingkungannya.

"Memang sudah banyak perusahaan yang sudah konsen dengan lingkungan dengan melakukan konservasi dan penanaman, namun jumlahnya terlalu kecil dibandingkan 1.600 perusahaan yang ada di Kabupaten Pasueruan," jelasnya.

Untuk menggugah semangat masyarakat, perusahaan dan pemerintah agar semakin peduli soal isu lingkungan, dia mengajak Karang Taruna Kabupaten Pasuruan melakukan gerakan tanam dan pelihara pohon serta menabung ikan di Embung Kalisat, Rembang.

"Kita siapkan 15 ribu bibit ikan nila untuk disebar ke embung dan 500 pohon produktif untuk ditanam di sekitarnya. Sejak dibangun dan diresmikan September lalu, kondisi embung memprihatinkan, tandus dan belum terisi air. Penanaman pohon produktif akan mencegah banjir dan sedimentasi di embung serta meningkatkan ekonomi warga, sementara penyebaran bibit ikan bisa menjaga biota air dan menjaga ekosistem juga menjadi cadangan pangan," tandasnya.

Selain sebagai upaya mitigasi, kegiatan tersebut nantinya diharapkan bisa memberikan pendidikan pada warga sekitar. "Yang terpenting adalah menggugah semua pihak untuk peduli lingkungan," tandasnya. (fat/fat)
Berita Terkait