Warna merah dan kuning yang identik dengan budaya Tiongkok menjadi warna yang mendominasi setiap sudut jalan. "Biasanya ibu-ibu yang membuat lampionnya," kata Ketua RT 5/RW 3 Kampung Tambak Bayan Tengah, Suseno kepada detikcom di lokasi, Kamis (26/1/2017).
Lampion besutan Kampung Tambak Bayan Tengah ini tergolong unik. Lampion ini terbuat dari kertas angpau yang disusun sedemikian rupa sehingga tampak seperti bunga.
![]() |
Adalah Aili, warga Tambak Bayan yang menjadi pelatih pembuatan lampion tersebut. Melalui tangan terampilnya Aili mampu menciptakan lampion sederhana terdiri dari 3 susun, menggunakan 15 buah kertas angpau.
"Masing-masing susunnya 5 buah kertas. Kalau mau lebih besar juga bisa tapi membutuhkan waktu lama, kertas yang banyak dan caranya juga rumit," paparnya.
Saat ditanya ide pembuatan lampion, Aili mengaku mendapatkannya dari sang anak yang kuliah di Singapura. Aili mengaku bahwa membuat berbagai macam dekorasi ruang kos dengan kertas angpau sudah menjadi kegiatan sang anak saat imlek tiba.
"Tidak hanya lampion, hiasan dekorasi lain pun ada banyak. Saya suka tiru kalau dia bawa pulang ke Indonesia, hingga akhirnya saya tularkan ke teman-teman Tambak Bayan," tambah Aili.
![]() |
Karena terbuat dari bahan yang tidak tahan air, lampion kertas ini diletakkan di tempat-tempat yang terlindung dari hujan. Sedangkan untuk menghias jalan utama kampung, dekorasi lampion kain pun menjadi pilihan.
Kemeriahan Imlek di Tambak Bayan tak berhenti di situ. Gepeng, salah seorang warga setempat menuturkan keramaian akan meriah saat Imlek tiba. Mulai dari tradisi menggunakan pakaian serba merah, silaturahmi ke rumah tetangga hingga parade barongsai keliling kampung menjadi kegiatan yang tak pernah ditinggalkan.
"Ramai sekali, buktinya yang hadir saat imlek ada lebih dari 100 orang. Padahal warga sini hanya sekitar 50 orang saja. Orang luar, mahasiswa, media ramai datang. Setiap tahun selalu begitu," tandas Gepeng. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini