"Kami berkomunikasi dengan para bonek, terkait dengan keberadaan spanduk-spanduk liar yang bertebaran dimana-mana," kata Kepala Satpol PP Kota Surabaya Irvan Widiyantoro, Senin (12/12/2016).
Sebelumnya banyak spanduk dan baliho yang dipasang para bonek diberbagai penjuru kecamatan hingga kelurahan. Spanduk-spanduk tersebut bernada kecaman terhadap PSSI yang menolak Persebaya ikut liga di bawah naungan PSSI.
![]() |
Melihat hal itu, Satpol PP Kota Surabaya mendekati bonek, agar bonek sendiri yang menurunkan spanduk-spanduk tersebut. Namun, Satpol PP tetap menghargai perjuangan para bonek agar klub kebanggaan arek-arek Suroboyo dapat tampil dan mewarnai di kancah persepakbolaan nasional.
"Kami buatkan spanduk dan baliho. Kami persilahkan mereka membuat desain sendiri, asalkan kalimatnya tidak mengumpat dengan kata-kata kotor, dan mereka menyetujui," tuturnya.
Sementara ini, ada 40 spanduk dan 10 baliho besar yang sudah tercetak. Bonek dan Satpol PP bergotong-royong untuk memasang spanduk dan baliho tersebut di spot-spot reklame, dan lokasinya tidak mengganggu fasilitas publik.
"Saat ini kami melakukan pemasangan bersama-sama mereka. Selanjutnya bilamana sudah terpasang semua, maka kami berkomitmen untuk mencopoti spanduk-spanduk liar yang bernada kotor dan mengganggu estetika kota," tandasnya.
Beberapa spanduk dan baliho yang sudah terpasang seperti di spot perempatan Jalan Putro Agung Wetan-Jalan Kenjerang. Tulisan di baliho tersebut 'lebih santun' yakni, Persebaya sejak 18 Juni 1927, Peninggalan sejarah yang terlupakan, Selamatkan Persebaya'. '#Save Persebaya', dan beragam kalimat lainnya. (roi/bdh)