Pasokan Air Kembali Masuk Gaza Tengah Usai Terputus 9 Bulan Diserang Israel

Pasokan Air Kembali Masuk Gaza Tengah Usai Terputus 9 Bulan Diserang Israel

Lisye Sri Rahayu - detikNews
Jumat, 03 Okt 2025 23:35 WIB
Palestinians displaced by the conflict queue up to collect water at the Qatari-built Hamad City residential complex in northwestern Khan Yunis, in the southern Gaza Strip, on September 24, 2025. In recent weeks, the Israeli military has launched a heavy air and ground assault on the Gaza Strip, an effort it says is aimed at eliminating Hamas fighters from the Palestinian territorys largest urban hub. (Photo by Omar AL-QATTAA / AFP)
Pasokan Air Kembali Masuk Gaza Tengah Usai Terputus 9 Bulan Diserang Israel (Foto: AFP/OMAR AL-QATTAA)
Gaza -

Otoritas Air Palestina yang berbasis di Ramallah mengatakan bahwa air bersih akan kembali mengalir ke Gaza tengah. Kerusakan pada jalur pasokan air akibat serangan Israel di wilayah tersebut memutus akses selama lebih dari sembilan bulan.

Dilansir AFP, Jumat (3/10/2025), otoritas tersebut mengatakan bahwa selama uji coba, timnya memulihkan aliran air ke komunitas yang terhubung ke saluran air utama, yang mencakup hampir satu juta orang yang tinggal atau mengungsi di Al-Maghazi, Al-Bureij, Nuseirat, dan Deir Al-Balah.

Hampir semua warga Gaza telah mengungsi selama hampir dua tahun perang di wilayah Palestina. Ini meningkatkan kepadatan penduduk di Gaza tengah, yang tidak terlalu terdampak oleh serangan udara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Otoritas Air Palestina mengatakan perbaikan pipa air utama membutuhkan waktu, karena aktivitas militer dan kehadiran pasukan Israel. Perbaikan harus dilakukan dengan berkoordinasi dengan otoritas Israel.

ADVERTISEMENT

Berdasarkan Kantor statistik Palestina, saluran air tersebut dipasok oleh Mekorot, perusahaan milik negara Israel yang memasok 22 persen air di Gaza dan Tepi Barat. Sementara Otoritas Palestina yang berbasis di Ramallah menanggung biayanya.

Otoritas Palestina, yang mengawasi Otoritas Air, masih beroperasi dalam urusan sipil tertentu di Jalur Gaza, meskipun kendali wilayah tersebut direbut oleh rivalnya, Hamas, pada tahun 2007.

Sebuah sumber PBB membandingkan tugas memperbaiki saluran air Gaza dengan tugas tokoh mitologi Yunani, Sisifus, yang harus mendorong batu besar ke atas bukit setiap hari, hanya untuk kemudian menggelinding kembali.

"Kami memperbaiki, tetapi kami tidak tahu kapan akan hancur lagi," kata sumber itu.

Memperbaiki pipa air utama di Gaza tengah tidak akan mengembalikan air ke seluruh wilayah, karena sumber-sumber kemanusiaan memperkirakan 80 persen jaringan distribusi rusak, dan kebocoran sering terjadi.

Perang memperburuk krisis air yang sudah ada sebelumnya di Gaza, dengan air yang dipompa dari akuifer yang menyusut seringkali menjadi payau dan tidak aman untuk dikonsumsi manusia.

WASH Cluster yang dipimpin PBB, sebuah kelompok organisasi kemanusiaan yang menangani masalah air dan kebersihan di Gaza, mengatakan bahwa sebagian besar pipa air telah rusak selama serangan militer. Banyak warga Gaza yang tinggal di bawah serangan udara atau di kamp-kamp pengungsian tidak memiliki tempat penyimpanan air.

Bagi warga Gaza yang mengungsi yang tinggal di tempat penampungan dan kamp-kamp darurat di daerah dekat pantai Gaza, seringkali satu-satunya sumber air adalah lokasi distribusi sementara yang didirikan oleh kelompok-kelompok kemanusiaan, atau truk air.

Serangan Israel di Gaza telah menewaskan setidaknya 66.288 warga Palestina, menurut data Kementerian Kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas tersebut, yang dianggap dapat diandalkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.

(lir/idn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads