Para siswa bersama guru olahraga SMAN 2 Lamongan menciptakan permainan kreatif dan rekreatif diberi nama Gobakball. Permainan ini perpaduan antara permainan modern dan tradisional.
"Permainan ini mengkombinasikan olahraga modern dan tradisional. Ini gabungan dari beberapa olahraga. Mulai handsball, bola voli, basket, dan olahraga tradisonal gobaksodor," kata siswa SMAN 2 Lamongan, Arya Yudha Putra Pratama kepada wartawan, Selasa (9/8/2016).
Menurut Arya, permainan gobekball ini melatih kekompakan tim dan gaya komunikasi dengan teman-teman setimnya. "Kita juga bisa santai, bisa melatih konsentrasi kita dan bisa menjadi alternatif menggantikan Pokemon," tambahnya.
Bahkan, kata siswa kelas 12 ini, olahraga ini tidak membuat semua siswa jenuh saat memainkannya. Apalagi, semua siswa bisa memperagakan permainan ini tanpa terkecuali. "Karena permainan simple, bisa cowok-cewek, pokemon hanya jalan-jalan saja. Ini tidak hanya jalan-jalan saja, ini lebih bermanfaat," jelasnya.
Permainan gobakball ini seperti bermain bola tangan yang dipadukan dengan gerakan di permainan gobak sodor. Namun, untuk dinyatakan bisa berhasil memasukkan gol, pemain harus memasukkan dengan cara menyundul (heading) bola ke gawang lawan yang dibuat seperti gawang pada permainan futsal. Cara mainnya pun sederhana. Karena 1 tim hanya membutuhkan 5 orang dengan menggunakan bola volley sebagai bolanya.
Sementara, Guru Olahraga SMAN 2 Lamongan, Adi Purwanto mengaku permainan ini tidak terbatas usia. "Semua bisa main, jadi tidak terbatas yang punya prestasi sepakbola atau bola voli, semua bisa memainkan. Aturan kita bikin sendiri yang penting anak-anak enjoy," tambahnya.
Sementara Kepala Sekolah SMAN 2 Lamongan Muki berharap, dengan adanya permainan ini para siswa bisa meninggalkan Pokemon Go saat tidak ada pelajaran di sekolah. Menurutnya, adanya permainan Gobekball ini, siswa bisa menemukan kepuasan dari permainan atau olahraga modifikasi yang mereka ciptakan sendiri, sehingga dalam perkembangan bisa meninggalkan Pokemon.
"Untuk mengalihkan permainan-permainan yang tidak mengandung unsur psikomotorik," jelasnya.
Muki menambahkan, permainan ini hanya dapat dinikmati oleh para siswa SMA N 2 Lamongan saja. "Sudah di patenkan di dalam lembaga, tidak menuju paten nasional, beda dengan olahraga profesional yang disitu ada aturan, petunjuk teknis serta perwasitan. Ini di ciptakan dalam lembaga untuk intern disinni sendiri," pungkasnya. (fat/fat)











































