Bocah Penjaga Perlintasan Dapat Kenang-kenangan Miniatur Kereta Api

Bocah Penjaga Perlintasan Dapat Kenang-kenangan Miniatur Kereta Api

- detikNews
Minggu, 24 Jul 2016 12:08 WIB
Bocah Penjaga Perlintasan Dapat Kenang-kenangan Miniatur Kereta Api
Foto: Enggran Eko Budianto
Mojokerto - Muhammad Doni (14), bocah penjaga perlintasan sebidang Desa Mojoranu, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto siang ini, Minggu (24/7/2016) mendapat kejutan. Bocah bertubuh kurus ini menerima kenang-kenangan berupa miniatur kereta api, perlengkapan sekolah dan uang tunai.

Kejutan itu datang dari PT KAI Daops 8 Surabaya dan Komunitas Pencinta Kereta Api Mojokerto. Mereka datang langsung ke Perlintasan Mojoranu, tempat Doni beraktivitas.

Kunjungan rombongan ini sempat membuat Doni yang saat itu ditemani kakeknya, Sahut (80), bingung. Namun, senyum merekah dari wajah bocah 14 tahun ini saat sejumlah bingkisan diserahkan kepadanya.

"Ini wujud apresiasi kami terhadap warga yang aktif menjaga keselamatan pengguna jalan di perlintasan sebidang," kata Manajer Humas PT KAI Daops 8 Surabaya Suprapto usai menyerahkan bingkisan ke Doni dan kakeknya.

Bingkisan yang diberikan ke Doni memang tak seberapa nilainya. Diantaranya berupa tas sekolah, buku tulis lengkap dengan alat tulisnya dan uang tunai Rp 450.000. Namun yang menarik, Daops 8 memberikan kenang-kenangan kepada Doni dan kakeknya berupa miniatur kereta api.

"Miniatur kereta ini supaya menjadi kenang-kenangan bagi Doni. Kami berharap miniatur kereta ini menjadi penyemangat bagi Doni agar lebih giat belajar untuk meraih cita-cita," ujarnya.

Suprapto menyadari tak sepatutnya Doni yang tergolong anak-anak harus menjaga Perlintasan Mojoranu. Selain membahayakan keselamatannya, tentunya waktu belajar dan bermain Doni terenggut.

"Saya berharap orang tua dan pihak desa menyadari sehingga yang ditugaskan menjaga perlintasan bukan lagi anak-anak. Kalau bisa orang dewasa," tandasnya.

Sementara Kakek Doni, Sahut (80) mengaku tak bisa melarang cucunya untuk ikut menjaga Perlintasan Mojoranu. Meski merasa iba melihat cucunya harus bekerja keras, namun dia tak bisa menghentikan kemauan Doni. Terlebih lagi dengan menjaga perlintasan, rupiah terus mengalir ke kantong Doni.

"Kalau Doni diganti orang dewasa lainnya tidak bisa. Karena saya yang sudah lama menjaga perlintasan ini," cetusnya.

Sama halnya dengan Doni. Anak ke dua pasangan Suwaji (41) dan Urifah (40) mengaku ingin terus menjaga Perlintasan Mojoranu.

"Demi menjaga keselamatan pengguna jalan, tapi kalau disuruh berhenti sama kakek, saya nurut saja," ungkapnya. (Enggran Eko Budianto/fat)
Berita Terkait