Sejak 2013 lalu, Doni rajin menjaga perlintasan sebidang di Desa Mojoranu. Selepas sekolah, anak ke dua pasangan Suwaji (41) dan Urifah (40) menghabiskan waktunya di perlintasan tersebut. Pundi-pundi rupiah pun terus mengalir dari para pengguna jalan ke saku celananya.
"Tidak ada tarif, seikhlasnya saja. Kadang ada yang kasih Rp 500, kadang Rp 1.000," kata Doni saat berbincang dengan detikcom, Rabu (20/7/2016).
Uang recehan itu sebagai bentuk balas jasa para pengguna jalan kepada Doni, yang membantu mereka menyeberangi Perlintasan Mojoranu. Perlintasan ini berupa jalan menikung dan tanjakan. Selain itu, tak dilengkapi palang pintu yang seharusnya menutup jalan saat kereta api akan melintas.
Keberadaan Doni dengan para pengendara bisa disebut simbisos mutualisme. Dalam sehari, bocah kelas VII MTs (setingkat SMP) itu terkadang meraup Rp 20.000. Saat jalanan ramai, rupiah yang dia kantongi pun bisa mencapai Rp 40.000.
"Semisal dapat Rp 20.000, nanti yang Rp 10.000 saya tabung, yang lainnya untuk belanja ibu saya," ujarnya dengan suara yang begitu renyah.
Penghasilan itu tergolong besar bagi anak seusia Doni. Apalagi uang itu dia peroleh hanya beberapa jam sepulang sekolah, yakni pukul 13.00-17.00 Wib.
Namun, dia lebih memilih menabungkan uang tersebut daripada untuk jajan. Dia berharap, dengan uang tabungan itu bisa menopang pendidikannya setinggi mungkin.
"Saya pengen menjadi tentara. Kalau haji saya banyak, saya kasihkan ke ibu supaya senang," terangnya.
Itulah mengapa, Doni seakan tak punya lelah menjaga Perlintasan Mojoranu. Terik matahari seakan menjadi teman akrab baginya sejak 3 tahun lalu. Bahkan, resiko tersambar kereta api dan kendaraan yang lalu lalang tak membuat nyalinya menciut.
Sampai-sampai, ayah dan ibunya tak bisa berbuat banyak. Sang ayah, Suwaji selalu mewanti-wanti Doni untuk berhati-hati di perlintasan itu.
Dia juga mengarahkan anak ke duanya itu untuk rajin menabung. Hasilnya, tentu saja untuk keperluan Doni sendiri. Seperti membeli sepeda angin, playsation hingga lap top.
"Kami orang tua tidak pernah menyuruh (Doni) jaga perlintasan. Dia itu anaknya punya cita-cita ingin kerja enak suatu saat nanti. Untuk membahagiakan ibunya," tuturnya.
(fat/fat)











































