Praktis, para penumpang yang tidak kebagian tiket langsung protes. Mereka sempat menggeruduk kantor syahbandar pelabuhan setempat, dan meminta agar rute pelayaran Jangkar-Raas ditambah. Sebab jika tidak, rencana mereka mudik lebaran ke kampung halaman jadi tertunda. Calon penumpang harus menunggu jadwal pelayaran berikutnya, Selasa pekan depan.
"Pihak syahbandar mestinya harus tanggap. Ini kan musim mudik, harusnya ada penambahan kapal. Kalau keleleran begini biaya mudik jadi membengkak. Apa saja harus bayar. Makan bayar, mandi bayar, semua serba bayar," gerutu Jazuli, salah seorang penumpang, Selasa (21/6/2016).
Pengamatan detikcom, ratusan penumpang yang sempat menunggu jadwal pelayaran rute Jangkar - Raas. Diantaranya bahkan ada yang menginap di sekitar pelabuhan. Tak heran, saat penjualan tiket pelayaran dibuka, Selasa (21/6) pagi, ratusan calon penumpang itu langsung saling berebut tiket.
Mereka rela berdesakan untuk mendapatkan tiket pelayaran. Namun, batasan jumlah penumpang membuat ratusan penumpang tidak kebagian tiket. Mereka pun keleleran di sekitar Pelabuhan Jangkar. Untuk mengantisipasi hal tak diinginkan, sejumlah personel kepolisian disiagakan di lokasi pelabuhan.
"Saat ini kita memang membatasi jumlah penumpang KMP atau kapal feri, disesuaikan dengan sertifikat penumpang kapal, yakni 116 orang. Batasan ini demi keselamatan penumpang selama pelayaran," kata Kepala UPTD Pelabuhan Jangkar, Juni Dwi Hanggoro.
Namun, menurut Juni, lonjakan jumlah penumpang di pelabuhan itu di luar perkiraan. Sebab, peningkatan penumpang arus mudik biasanya baru terjadi pada H-7 lebaran mendatang. Pihaknya masih berusaha mencarikan solusi banyaknya calon penumpang yang belum mendapatkan tiket.
"Ini saya lagi rapat membahas hal itu di kantor syahbandar," tutur Juni saat dihubungi detikcom.
(fat/fat)











































