"Yang beragama Islam, kami wajibkan untuk ikut serta," kata Kalapas Wanita Kelas IIA Ngatirah di sela peresmian ponpes di kompleks lapas, Jalan Raya Kacuk, Kota Malang, Sabtu (19/3/2016).
Peresmian secara simbolis juga dihadiri Majelis Ulama Indonesia (MUI), Kementerian Agama Kota Malang serta PT Terminal Peti Kemas Surabaya. Ngatirah mengungkapkan, pembelajaran agama, khususnya wudlu serta tata cara solat mengawali pendirian ponpes. Nantinya, seluruh warga binaan beragama Islam wajib mengikuti solat dhuha berjamaah.
"Sarana dan prasarana seadanya yang kini dimiliki. Tetapi yang terpenting tekad kita bersama meningkatkan ketaqwaan warga binaan," jelasnya.
Sementara Presiden Direktur PT Terminal Peti Kemas Surabaya Doty menuturkan, pihaknya hadir sekaligus ingin memberikan dukungan kepada warga binaan agar kedepan jauh lebih baik.
"Wanita adalah tiang agama dan negara. Pada prinsipnya kami ingin meningkatkan derajat mereka, karena itu sengaja memilih Lapas Wanita ini," ungkap Doty terpisah.
Menurut dia, melalui bimbingan agama yang tepat dan baik, maka ketika menyelesaikan masa binaan. Warga Lapas mampu merubah perilaku disaat kembali ke tengah-tengah keluarga masing-masing.
"Saat ini, kita kemungkinan akan memberi dukungan sarana prasana tempat ibadah. Seperti harapan kami, memfokuskan kepada pendidikan agama bagi warga binaan," tuturnya.
Adanya pembekalan ilmu tentang tata cara beribadah serta wudlu disambut baik oleh warga binaan. Mereka antusias mengikuti kegiatan yang diisi dengan siraman rohani. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini