Mahasiswa Untag Banyuwangi Demo dan Segel Kantor Rektor Terkait Perpenas

Mahasiswa Untag Banyuwangi Demo dan Segel Kantor Rektor Terkait Perpenas

Ardian Fanani - detikNews
Selasa, 15 Mar 2016 00:06 WIB
Foto: Ardian Fanani
Banyuwangi - Polemik Yayasan Perkumpulan Gema Pendidikan Nasional (Perpenas) Banyuwangi, terus saja bergulir. Yang terbaru, mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Banyuwangi kembali melakukan aksi dan menyegel kantor rektor Untag Banyuwangi. Demo dan penyegelan ini, dipicu rencana pelantikan Rektor baru Untag Banyuwangi, besok Selasa (15/3/2016) di Kampus Untag Banyuwangi.

Kubu Ketua Perpenas atau kubu Waridjan yang tak memiliki SK Kemenkumham, tiba-tiba saja menyebar undangan pelantikan rektor baru, yang dinilai tidak sah. Dalam orasinya, mahasiswa Untag Banyuwangi juga menuding TNI Angkatan Laut ikut campur dalam urusan Perpenas. Sebab, pengganti Rektor lama, Tutut Hariyadi, adalah Sahli Wilnas Koarmatim, Kolonel Marinir Dr. Sihar Simanullang, S.H.,M.A.P.

"Kami minta TNI AL tak ikut-ikut dalam polemik perpenas ini. Kita minta semuanya menahan diri. Jangan sampai TNI AL terlibat," ujar Akyl Gilang Permana, dalam orasinya di dalam Kampus Untag Banyuwangi, Senin (14/3/2016).

Menurutnya, langkah pelantikan ini rencananya akan dihadang oleh para mahasiswa agar pelantikan tak akan terjadi. Mereka juga mengingatkan bahwa seorang tentara harusnya menghormati ketentuan hukum nasional, produk-produk hukum ataupun segala peraturan perundang-undangan yang berlaku.

"SK KemenkumHAM itu produk negara. Mohon mereka menghormati ini. Bukan untuk terlibat dalam konflik ini," tambahnya.

Sementara Ketua Perpenas kubu Sugihartoyo mengaku belum mengetahui rencana pelantikan tersebut. Menurutnya, jika ada pelantikan, pihaknya sangat menyayangkan hal tersebut. Selanjutnya, pihaknya akan melaporkan adanya pelantikan tersebut ke Kopertis dan Dikti.

"Kita berharap hal itu tidak terjadi. Sebab jika sampai terjadi korbannya adalah mahasiswa. Sebab nantinya rektor yang dilantik tidak akan sah. Sehingga nantinya ijazah yang keluar juga tidak sah. Kasihan mahasiswa," ujarnya saat dihubungi. (iwd/iwd)
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.