Sudah hampir 3 tahun, korban yang akrab disapa Yahya, ini mondok di Ponpes Darul Ulum Desa Rejoso, Kecamatan Peterongan, Jombang.
"Yahya diantar pengurus Pondok bersama kakak kandungnya tadi jam 8 pagi. Kondisinya sudah meninggal," kata Siti Aliyatun (42) tante korban.
Menurutnya, korban sebenarnya tinggal di Tulang Bawang, Lampung Selatan. "Tapi karena jauh, akhirnya mayatnya diantar ke sini (Desa Paseban, Desa Kencong, Jember) ke rumah neneknya," sambungnya.
Menurut Siti Aliyatun, saat mayat diantar, pengurus Ponpes mengatakan tadi malam kondisi korban drop. Saat akan dibawa ke rumah sakit, korban sudah meninggal dalam perjalanan. "Awalnya kita sama keluarga yang lain mengira Yahya (korban, red) ini kena demam berdarah. Tapi saat mayat dilihat, kok banyak lebamnya hampir di sekujur tubuhnya," kata Aliyatun.
Punggung, dada, dengkul, serta jempol kaki korban terdapat luka lebam. "Yang semakin membuat saya heran, luka lebam itu kok di cat. Ini yang membuat saya curiga kematiannya tidak wajar," jelas Aliyatun. Karena kondisi itulah, akhirnya keluarga sepakat untuk membawa mayat korban agar diotopsi.
Kanit Reskrim Polsek Kencong, Aiptu Iwan Iswanto, mengaku masih menyelidiki kasus ini. "Kita tadi mendapat laporan dari keluarga. Dan saat kita melihat mayatnya, memang terdapat banyak luka lebam. Guna kepentingan penyelidikan, mayat kita bawa ke RSD dr Soebandi untuk diotopsi," ungkap Iwan.
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini