Hal ini diungkapkan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini kepada wartawan di Balai Kota Surabaya, Kamis (18/2/2016).
Dalam kepemimpinan Risma periode sebelumnya sudah merampingkan jumlah kelurahan se Surabaya yang sebelumnya berjumlah 163, menjadi 154 kelurahan. Jumlah kepala seksi di kelurahan yang sebelumnya berjumlah 4 menjadi 3 orang.
Menurutnya, anggaran yang dihemat akan digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan bagi warga Surabaya. "Dari 154 kelurahan, pertama kurangi bleanja pegawai sehingga banyak uang kita turunkan ke masyarakat," ungkapnya.
Keuntungan kedua, lanjut walikota yang banyak meraih penghargaan tingkat nasional dan luar negeri ini yakni mengurangi jumlah kepala seksi yang digantikan dengan pelayanan melalui online.
Walikota yang diusung kembali oleh PDIP dalam Pilkada Surabaya 2015 ini mencontohkan, dalam setahun sekitar 800 hingga 1.000 pegawai Pemkot berkurang karena pensiun. Sedangkan yang masuk hanya 250 orang.
"Artinya minus, maka harus kita tutupi. Kalau pakai orang costnya akan tinggi dan kita ganti dengan menggunakan teknologi," tegas Risma.
Bahkan dalam waktu dekat, Pemkot Surabaya kembali melakukan penghematan dengan menggabungkan kantor kecamatan dengan satu kelurahan. Sebagai uji coba, kecamatan rungkut akan digabung dengan satu kelurahan yang ada di wilayah rungkut.
"Dengan begini kan saya kan tinggal bayar internetnya satu tidak harus dua kantor. Belum listriknya kan bisa hemat," ujar Risma.
Selain itu, beberapa dinas sudah dijadikan dalam satu gedung dan diakui Risma sangat menghemat anggaran. Sayangnya, mantan Kepala Bappeko dan DKP Surabaya ini belum tahu persis berapa jumlah penghematan dengan menempatkan beberapa dinas dalam satu gedung.
Dinas yang dimaksud yakni, Dinas Pariwisata dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil yang ditempatkan di Gedung Siola. "Dinas-dinas saya masukkan ke siola. Saya hitung ternyata lebih hemat," pungkas dia.
(ze/fat)











































