Cerita Mencekam saat Warga Demo Malam Hari di Tambang Emas Banyuwangi

Cerita Mencekam saat Warga Demo Malam Hari di Tambang Emas Banyuwangi

Ardian Fanani - detikNews
Senin, 23 Nov 2015 19:13 WIB
Angga menemui wartawan tanpa mengenakan baju / Foto: Ardian Fanani
Banyuwangi - Tambang emas Tumpang Pitu di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, sempat diwarnai aksi warga yang berbuntut bentrolk.

Ratusan warga yang menolak tambang itu secara mendadak menerobos kawasan tambang dan membuat kerusuhan, Minggu (22/11/2015) malam. Aksi spontanitas warga kawasan Pulau Merah ini adalah lanjutan dari demo yang terjadi Kamis (19/11) lalu.

Aksi yang berbuntut dengan pengerusakan lokasi infrastruktur tambang milik PT Bumi Suksesindo (BSI) berlangsung menegangkan. Salah satu warga yang ikut dalam aksi menuturkan jika massa sempat diberondong tembakan gas air mata.

Angga Rudiyanto, mengalami luka di dada dan lengan karena popor senjata. Angga bercerita, anggota Brimob yang berjaga di Pos 8 empat melepaskan tembakan peringatan. Selain itu, mereka juga mengarahkan tembakan gas air mata ke arah massa

"Saya dipukuli sama petugas yang berseragam Brimob, dipopor dengan senjata laras panjang," kata Angga Rudiyanto kepada wartawan, Senin (23/11/2015).

Selain Angga, ada juga Katiman yang mengalami luka bakar dengan pola lingkaran diperutnya. Katiman sendiri malam itu hanya bertugas membawa lampu penerangan bagi warga.

"Saya terkena tembakan gas air mata tepat di bagian perut, baju lapis dua yang saya pakai sampai bolong," ungkap Katiman.

Massa saat itu beringas dengan membakar bekas gubuk petani dan pos penjagaan. Selain itu, kamar mandi serta tandon air yang ada di lokasi dirobohkan.

Polisi mengamankan satu orang yang diketahui bernama Dwi Susanto, dan langsung dibawa ke Mapolres Banyuwangi. Beberapa sepeda motor massa yang tertinggal di lokasi kerusuhan juga turut diamankan.

Kabar penangkapan itu membuat massa marah, Mereka kemudian memblokade jalan menuju Tumpang Pitu, dengan mencabut tiang telepon yang dilintangkan di jalan.

Aksi ini berakhir sekitar pukul 05.00 Wib. Dua pleton pasukan dari Polres Banyuwangi dibantu dengan personel TNI datang ke lokasi.

Pasukan kemudian membuat barikade di jalan raya untuk mempersempit ruang gerak massa. Meski begitu, massa tidak mundur.  Mereka tetap berada di posisi siaga.

"Tadi malam kami (polisi) sudah berhadap-hadapan dengan massa, hanya tersekat truk taktis saja. Situasi begitu kacau," kata salah satu polisi yang namanya enggan disebutkan.

Penyebab bentrok antara polisi dan warga di kawasan tambang emas ini lantaran adanya isu bahwa alat berat PT BSI kembali didatangkan.

Padahal sebelumnya, ada aksi serupa yang menolak adanya tambang emas di Gunung Tumpang Pitu. Selain itu, warga mendesak PT BSI untuk menghentikan semua aktivitas penambangan.

Manajemen PT BSI mengakui adanya bentrok di lokasi infrastruktur tambang emas Tumpang Pitu. Namun bentrok tersebut sudah ditangani dengan baik oleh pihak kepolisian dan TNI.

"Memang ada sedikit salah paham di lokasi tambang. Tapi sudah ditangani oleh pihak kepolisian dan TNI," jawab Musmin Nuryandi, juru bicara PT BSI kepada detikcom.

PT BSI Banyuwangi mencoba meredam konflik yang terjadi dengan warga di sekitar kawasan tambang Tumpang Pitu. Rencananya, PT BSI akan mengajak dialog warga.

"Kita akan menampung semua aspirasi masyarakat. Mungkin dengan dialog kita akan mendapatkan solusi yang terbaik," tambahnya.

(ugik/ugik)
Berita Terkait