Pelaksanaan tes urine dilakukan di Gedung Bhara Wira Sasana. Satu persatu para aparat diberi botol kecil untuk menampung urine nya masing-masing. Botol berisi urine tersebut kemudian diletakkan berjajar untuk dilakukan tes.
Dari pengamatan detikcom, Jumat (6/11/2015), tim dokkes segera melakukan tes urine. Namun salah satu petugas tercengang saat melihat urine di botol nomor 135. Urine itu berwarna putih bening. Petugas yakin jika cairan dalam botol itu adalah air, bukan urine.
"Warnanya saja bening, juga tak ada aroma," ujar salah satu petugas dokkes Kompol L Sembiring.
Tim dokkes kemudian memerintahkan untuk mencari Briptu TP, pemilik urine tersebut. Briptu TP adalah anggota Satreskrim Polrestabes Surabaya. Namun setelah dicari selama satu jam, keberadaan TP tidak diketahui.
Kasubbag Humas Polrestabes Surabaya AKP Lily Djafar mengatakan bahwa urine yang dicurigai tidak hanya urine milik TP saja, tetapi juga urine milik Aiptu H, anggota intel.
Akhirnya TP berhasil ditemukan. Dan dari pengakuannya, TP mengaku jika saat itu urine nya hanya keluar sedikit sehingga dia menambahnya dengan air agar terlihat banyak.
"Namun hasil tes urine Briptu TP negatif setelah dilakukan pemeriksaan," ujar Lily.
Sementara untuk Aiptu H diketahui jika urine nya mengandung amphetamin. Dalam pengakuannya, H mengatakan bahwa sebelum dilakukan tes urine dirinya sempat meminum obat batuk.
"Itu dibuktikan dengan resep obat dari dokter," kata Lily.
Lily menambahkan, dari 225 anggota yang menjalani tes urine, tidak ada hasil yang positif. "Sehingga secara keseluruhan, yang diperiksa bebas nakoba," tandas Lily. (fat/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini