.webp)
"Sejak kemarin sore terus kita pantau, terutama mengenai hot spot (titik panas) yang terlihat dari satelit. Setelah kita lakukan evaluasi, kita putuskan untuk menutup jalur pendakian di Gunung Argopuro," kata kepala BKSDA Jember, Sunandar, Rabu (28/10/2015).
Dia menjelaskan, ada sejumlah titik panas baru yang muncul, di mana lokasinya berada di sekitar kawasan Gunung Argopuro. "Ada yang masuk kawasan BKSDA, tetapi ada juga yang bukan menjadi area tanggungjawab kita. Tetapi karena lokasinya berdekatan, kita ikut pantau," tambah Sunandar.
Mengenai titik panas tersebut, Sunandar mengaku tidak mau berspekulasi apakah itu panas bumi ataukah memang api yang membakar kawasan hutan. Oleh karena itu, pihaknya memutuskan menutup jalur pendakian Gunung Argopuro.
"Kita antisipasi hal terburuk, maka dari itu kita putuskan untuk menutup jalur pendakian Gunung Argopuro," tandasnya.
Apalagi, lanjut Sunandar, pihaknya juga membaca di sejumlah media bahwa Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf, mengimbau pendaki agar menahan diri tidak melakukan pendakian di gunung-gunung yang ada di Jawa Timur.
"Imbauan kepada pendaki itu juga menjadi bagian dari pertimbangan kita untuk menutup jalur pendakian Gunung Argopuro," tambahnya.
Untuk saat ini, petugas yang ada di lapangan sedang melakukan pengecekan titik panas yang ada di Danau Tunjung. Tempat itu itu berada di kawasan sebelah Utara-Timur Gunung Argopuro.
"Petugas masih berada di lapangan. Mudah – mudahan hari ini sudah ada laporan, apakah titik panas itu memang api ataukah sumber panas yang lain, misal belerang ataukah panas bumi," tukas Sunandar.
Sekadar diketahui, Gunung Argopuro merupakan gunung yang berada di kawasan pegunungan Hyang, di mana kawasan ini membelah empat kabupaten, yakni Jember, Bondowoso, Situbondo dan Probolinggo.
Ada dua titik keluar masuk jalur pendakian menuju puncak Gunung Argopuro yang biasa disebut puncak Rengganis itu. Yakni melalui Baderan, Kecamatan Sumbermalang, Situbondo, atau melalui Bremi, Kecamatan Krucil, Probolinggo. (bdh/bdh)
