"Tiba kemarin dari Korea Selatan," kata Humas TPS M Sholeh kepada wartawan di TPS, Kamis (18/6/2015).
Soleh mengatakan, dengan CC baru ini diharapkan bongkar muat peti kemas di terminal domestik menjadi lebih lengkap. Terminal domestik TPS mempunyai dermaga sepanjang 450 meter.
Dengan dermaga sepanjang itu, maka tiga kapal sekaligus bisa bersandar dan melakukan bongkar muat. Dan CC ketiga ini akan melengkapi kegiatan bongkar muat tersebut dengan pelayanan satu kapal satu crane.
Soleh menambahkan, sistem bongkar muat di terminal domestik adalah truck loosing yakni peti kemas dari kapal oleh CC langsung dinaikkan ke atas truk trailer. Sistem ini memang lebih lambat dari sistem stucking yakni peti kemas dari kapal ditumpuk dahulu di lapangan penumpukan.
"Sistem truck loosing di terminal domestik hanya mampu memindahkan 16,69 Box per Crane per Hour (BCH). Sementara sistem stucking di terminal internasional mampu memindahkan 27,9 BCH," lanjut Soleh.
Soleh menjelaskan, adanya sistem truck loosing adalah keinginan dari para pemilik barang. Namun ke depan Soleh akan melakukan pendekatan dan pertemuan untuk menjelaskan bahwa sistem stucking sebenarnya jauh lebih efisien.
"Lapangan penumpukan untuk terminal domestik ada. Kalau pakai sistem stucking, maka waktu antre kapal untuk bongkar muat semakin lebih cepat," jelas Soleh.
Untuk investasi, Soleh mengatakan jika CC ketiga ini tidak dibeli, melainkan disewa. "Tahun depan kami kedatangan tiga CC untuk terminal internasional. Dan tiga CC terminal internasional akan kami pindahkan ke terminal domestik," pungkas Soleh. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini